Jadi, sekarang kita akan membahas kiat-kiat untuk menyusun teks ceramah yang baik. Siapa tahu kamu adalah ketua OSIS yang sesekali diminta memberikan sambutan.
Kenali audiens
Hal pertama yang harus banget kamu lakukan adalah kamu harus tahu targetmu. Jangan sampai kamu menyampaikan tips jitu membabat hutan di hadapan pecinta alam. Bisa-bisa baru pembukaan kamu sudah dihajar oleh pendengarmu. Pastinya kamu tidak ingin hal itu terjadi. Jadi, pastikan kamu mengenali audiensmu.
Tema yang aktual
Sebagai penceramah yang baik, jangan sampai kamu menyampaikan kabar bohong. Pastikan tema yang ingin kamu sampaikan adalah sesuatu yang benar-benar terjadi. Selain itu kamu juga bisa membahas tema yang sedang jadi bahan pembicaraan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih memberikan perhatian karena rasa penasarannya.
Menyusun kerangka ceramah
Sekarang kita bahas kerangka ceramahnya atau juga bisa pakai istilah outline.
Struktur
Sebelumnya kita sudah bahas struktur teks ceramah. Dengan mengikuti struktur yang sudah dibahas, kamu bisa menyusun kalimat sesuai dengan posisinya.
Maksud dan tujuan
Ini yang tidak boleh kamu lupakan. Kamu tidak sedang bergunjing. Kamu sedang berceramah di hadapan orang banyak. Pastikan kamu tidak lupa untuk menyisipkan baik secara tersurat maupun tersirat maksud dari ceramah yang kamu sampaikan. Kalau misalnya untuk mencegah pembalakan liar ya sampaikan secara gamblang.
Tersusun dengan baik
Bagian ini juga mesti kamu perhatikan. Beberapa penceramah ditinggalkan pendengarnya karena omongannya berputar-putar. Salah satu penyebabnya adalah karena dia mengulang-ulang kalimatnya secara terus-menerus. Itulah pentingnya menyusun ceramah. Yah meski ada juga orang-orang beruntung yang dianugerahi kemampuan khusus sehingga bisa tetap terstruktur tanpa harus menyusun ceramahnya terlebih dahulu.
Riset
Salah satu hal yang menurutku paling mutlak harus ada dan haram buat ditinggalkan adalah riset. Percuma kamu mau ngomong apa kalau tidak berlandaskan data. Terlebih lagi jika kamu berceramah sebagai orang dengan kapasitas tertentu seperti dosen atau bahkan guru besar. Hari ini yang namanya menemukan data adalah hal yang sangat mudah. Akses internet sudah sangat murah. Perpustakaan daerah juga sudah diisi oleh buku-buku bagus nan berkualitas tinggi. Kalau masih kurang juga sila akses jurnal-jurnal internasional yang bertebaran di dunia maya. Dengan data yang kuat, kamu akan lebih mudah untuk meyakinkan pemirsamu.
Tulis
Okay, kamu sudah punya semua resepnya sekarang. Tulis ceramahmu. Kalau tidak ditulis ya untuk apa aku jabarkan semua panduan di atas, hehe.
Kiat Menjadi Penceramah
Dengan bekal teks ceramah yang bagus, kamu bisa menjadi penulis ceramah buat tokoh-tokoh besar. Tidak semua orang bisa menjadi penceramah yang baik. Alasannya, untuk membaca teks ceramah diperlukan kiat-kiat tersendiri yang aku bahas di sini.
Lafal
Berkumur-kumurlah di kamar mandi, bukan saat berceramah. Kamu perlu memperhatikan pengucapan setiap kata yang ada dalam teks ceramahmu. Berlatihlah untuk mengucapkan huruf-huruf vokal AIUEO. Untuk memperlancarnya, tak ada cara lain yang lebih ampuh selain terus berlatih.
Perhatikan intonasi
Ya kali kamu mau ngomong secara datar-datar saja untuk kalimat yang seharusnya diucapkan dengan penuh semangat seperti ‘Merdeka’. Bacalah teks ceramah baik-baik dan tentukan setiap intonasi. Kapan kamu harus menggunakan nada murung, gembira, dan ekspresi-ekspresi lainnya.
Sikap tubuh
Kalau kamu perhatikan, beberapa penceramah terkadang menggerak-gerakkan tangannya. Ada juga penceramah yang hanya diam berdiri tegak lurus bagai patung. Bahasa tubuh memiliki tingkat kesulitan tersendiri yang bisa dipelajari. Kamu bisa melihat video-video para orator ulung untuk bahan referensi.
Ceramah atau pidato adalah salah satu kesempatanmu untuk menyuarakan pendapatmu. Gunakan kesempatan tersebut secara maksimal. Jangan sampai ceramah pertamamu menjadi ceramah terakhirmu karena kamu gagal dalam memanfaatkan kesempatan yang kamu punya. Aku rasa tulisan ini bisa sedikit membantumu untuk belajar membuat teks ceramah sekaligus menjadi penceramah. Sebagaimana pesan pepatah ‘Guru terbaik adalah pengalaman’. Para orator legendaris seperti Bung Karno dan Bung Tomo tidaklah mendapatkan kemampuannya begitu saja tanpa adanya latihan. Oleh karena itu, kamu pun juga perlu berlatih. Misalkan dengan mencoba berbicara di depan cermin. Akhir kata, selamat mengamalkan.
dilansir dari zenius.net