Ingat Aku Dalam Doamu
Pengarang: Ajip Rosidi
Ingat aku dalam do'amu: di depan makam Ibrahim
akan dikabulkan Yang Maha Rahim
Hidupku di dunia ini, di alam akhir nanti
lindungi dengan rahmat, limpahi dengan kurnia Gusti
Ingat aku dalam do'amu:
di depan makam Ibrahim
di dalam solatmu, dalam sadarmu, dalam mimpimu
Setiap tarikan nafasku, pun waktu menghembuskannya
jadilah berkah, semata limpahan rido Illahi
di dalam solatmu, dalam sadarmu, dalam mimpimu
Setiap tarikan nafasku, pun waktu menghembuskannya
jadilah berkah, semata limpahan rido Illahi
Ya Robbi!
Biarkan kasih-Mu mengalir abadi
Ingat aku dalam do'a-Mu
Ingat aku dalam firman-Mu
Ingat aku dalam diam-Mu
Ingat aku
Ingat
Biarkan kasih-Mu mengalir abadi
Ingat aku dalam do'a-Mu
Ingat aku dalam firman-Mu
Ingat aku dalam diam-Mu
Ingat aku
Ingat
Amin
Semiotik
adalah ilmu yang pempelajari tentang tanda yang mempunyai makna. Tokoh dalam
semiotik terdiri atas Ferdinan de Saussure, dan Charles Sander Pierce. Menurut
Sariban, (2009:44-45) konsep Semiotik menurut Ferdinan de Saussure menjelaskan
bahwa tanda mempunyai dua aspek, yakni penanda (signifier), dan petanda
(signified). Penanda adalah bentuk formal yang menandai suatu petanda.
Penanda adalah bentuk formal bahasa, sedangkan petanda adalah arti yang
ditimbulkan oleh bentuk formal.
Semiotika,
biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs),
pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu sistem apa pun yang
memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau
sebagai sesuatu yang bermakna (Scholes, 1982: ix). Menurut Charles S. Pierce
(1986: 4), maka semiotika tidak lain sebuah nama lain bagi logika. Sedangkan
Ferdinand de Saussure (1966: 16), semiologi adalah sebuah ilmu umum tentang
tanda,” suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam masyarakat”.
Konsep Semiotik menurut Charles Sander Pierce merupakan hubungan antara petanda
dan penanda, yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol.
1. Ikon
adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara
petanda dan penanda.
2. Indeks
adalah tanda yang menunjukan hubungan kausualitas (sebab-akibat).
3. Simbol
adalah tanda yang menunjukan tidak adanya hubungan alamiyah antara penanda dan
petanda (bersifat arbiter) (Sariban, 2009:45-46).
Dalam pembahasan ini analisis semiotika dilakukan
terhadap karya sastra yang sebaiknya dimulai dengan analisis bahasa dan
menggunakan langkah-langkah seperti dalam tataran linguistik wacana. Yaitu
dengan menganalisis aspek sintaksis, dan menganalisis aspek semantik.
Pada
puisi “ingat aku dalam doamu” karya Ajip Rosidi ini akan dikaji melalui
analisis semiotik dengan beberapa aspek berikut, yaitu :
1. Aspek
Sintaksis
Pada
puisi “ingat aku dalam doamu” ini mempunyai 3 bait. Di bait pertama terdiri
dari 4 baris, bait kedua terdiri dari 4 baris dan bait ketiga terdiri dari 8
baris.
Jika
dilihat dari bait petama, kedua serta ketiga terdapat kata aku. Aku disini
bertindak sebagai penyair yang mengingat bahwa Allah akan senantiasa
melimpahkan nikmat dan karunianya kepada orang yang senantiasa berdoa
kepadaNya.
2. Aspek
Semantik
Pada
puisi “ingat aku dalam doamu” ini, jika dilihat dari penggunaan kata yang
dipakai yang mempengaruhi puisi ini adalah:
·
Ingat : berada dalam pikiran, tidak lupa
·
Doa : permohonan (harapan, permintaan,
pujian) kepada tuhan
·
Rahim : bersifat pengasih, bersifat
penyayang
·
Alam akhir : akhirat, alam setelah kehidupan
didunia atau alam baka
·
Rahmat : belas kasih, karunia, berkah
dari Allah
·
Kurnia ; karunia : belas kasih,
pemberian atau anugerah dr yg lebih tinggi kedudukannya kpd yg lebih rendah
·
Berkah : karunia Tuhan yg mendatangkan
kebaikan bagi kehidupan manusia; berkat
·
Abadi : kekal, tidak berkesudahan
·
Firman : kata (perintah) Tuhan; sabda
Setelah melihat dan mengartikan kata-kata tersebut
maka kita bisa mengkaji lewat konotasi atau bahasa kias yang dipakai Ajip
rosidi dalam puisinya yang berjudul :iangat aku dalam doamu” ini.
Dari kata ingat, kita bisa tahu arti yang terkandung
dalam kata itu sendiri yaitu berada dalam pikiran, atau tidak lupa. Disini
penyair mengharapkan untuk tidak lupa akan tuhannya. Pada kata doa yang ada
dalam puisi ini merupakan permohonan kepada tuhan yang dilakukan penyair. Dan
permohonan yang diinginnkannya adalah untuk senantiasa ingat kepada tuhannya.
Selanjutnya pada kata rahmat, kurnia, dan berkah meiliki arti yang sama yaitu
belas kasih tuhan kepada hambanya. Sedangkan rahim sendiri memiliki arti yang
bersifat pengasih, dan bersifat penyayang. Disini yang memilki sifat itu
tentulah Allah swt. Selanjutnya pada kata alam akhir memiliki arti akhirat atau
alam setelah kehidupan didunia. Karena pada hakekatnya dunia ini hanyalah
sementara dan kehidupan yang kekal adalah alam akhirat.
Yang terakhir dari kata-kata yang kita ambil adalah
firman. Firman disini memiliki arti kata (perintah) dari tuhan atau sabda
tuhan. Jadi jika kita urutkan dari awal maka akan bisa kita lihat makna yang
terkandung dalam puisi ini adalah bahwa sipenyair ingin mengingat semua karunia,
keberkahan, dan rahmat dari Allah yang akan turun kepada hambanya yang
senantiasa mengingatnya dalam solat, sadar, mimpi serta tarikan nafasnya karena
pada hakekatnya hidup ini tidak kekal dan akan ada akhirat yang akan menanti
kita. Selain itu doa si penyair juga ingin selalu ingat akan firman Allah yang
telah diturunkan kepada hambanya untuk dikerjakan. Jadi inti yang terkandung
dari puisi ini adalah penyair ingin mengingat Tuhan disetiap langkah dan
perbuatannya.
Apabila kita lihat makna perbait maka akan terlihat
makna-makna keseluruhan yang telah dijelaskan diatas. Untuk itu maka kita
analisis makna setiap bait dari puisi karya Ajip Rosidi ini.
1. Bait
Pertama
Ingat aku dalam do'amu:
di depan makam Ibrahim
akan dikabulkan Yang Maha Rahim
Hidupku di dunia ini, di alam akhir nanti
lindungi dengan rahmat, limpahi dengan kurnia Gusti
akan dikabulkan Yang Maha Rahim
Hidupku di dunia ini, di alam akhir nanti
lindungi dengan rahmat, limpahi dengan kurnia Gusti
Pada
baris pertama terdapat kalimat Ingat aku
dalam do'amu: di depan makam Ibrahim penyair
membuat kalimat seperti itu, ada kemungkinan bahwa penyair mengingat doa yang ia
panjatkan ketia beliau berada di depan makam Nabi Ibrahim.
Pada
baris kedua di bait pertama ini terdapat kalimat akan dikabulkan Yang Maha Rahim maksudnya setiap doa yang
dipanjatkan seseorang kepada tuhannya passti akan di kabulkan. Dan yang maha rahim disini adalah Tuhan yang
maha ESA.
Di
baris ketiga terdapat kalimat Hidupku di
dunia ini, di alam akhir nanti memiliki arti bahwa hidup itu tidah hanya
didunia saja akan tetapi masih ada alam akhir/akhirat yang panjang dan
perumpakan tempat dimana kita akan kembali.
Dibaris
terakhir ada kalimat lindungi dengan
rahmat, limpahi dengan kurnia Gusti disini penyair menyatukan makna dari
baris pertama sampai yang terakhir ini maka kesimpulannya adalah jika seseorang
selalu mengingat tuhannya, dan selalu berdoa kepada tuhannya maka akan
diberikan rahmat dan karunia entah itu pada saat masih hidup didunia atau
sampai alam akhir/akhirat.
2. Bait
Kedua
Ingat
aku dalam do'amu: di depan makam Ibrahim
di dalam solatmu, dalam sadarmu, dalam mimpimu
Setiap tarikan nafasku, pun waktu menghembuskannya
jadilah berkah, semata limpahan rido Illahi
di dalam solatmu, dalam sadarmu, dalam mimpimu
Setiap tarikan nafasku, pun waktu menghembuskannya
jadilah berkah, semata limpahan rido Illahi
Seperti
halnya pada bait pertama, di bait kedua juga kita bisa menganalisis puisi ini
dari setiap baris.
Pada
baris pertama terdapat kalimat Ingat aku
dalam do'amu: di depan makam Ibrahim disini makna yang terkandung sama
dengan bait pertam a baris pertama yaitu ada kemungkinan bahwa penyair
mengingat doa yang ia panjatkan ketia beliau berada di depan makam Nabi
Ibrahim.
Pada
baris kedua terdapat kalimat di dalam
solatmu, dalam sadarmu, dalam mimpimu disini berbeda dengan yang ada pada
bait pertama baris kedua. Jika di bait pertama baris kedua memiliki makna bahwa
setiap doa akan dikabulkan maka pada bait kedua baris kedua ini memiliki makna
bahwa penyair ingin mengingat tuhannya dimanapun entah itu dalam solat, sadar
maupun mimpi.
Pada
baris ketiga terdapat kalimat Setiap
tarikan nafasku, pun waktu menghembuskannya memiliki makna yang sama dengan
baris kedua namun bedanya penyair ingin selalu mengingat tuhannya disetian ia
menarik nafas hingga menghembuskannya kembali.
Pada
baris terakhir di bait kedua ini terdapa kalimat jadilah berkah, semata limpahan rido Illahi penyair berharap ketika
ia mengingat tuhannya dimana pun maka itu akan menjadi berkah untuknya dan
sekelilingnya dan selalu mendapat ridhoi dari tuhan.
3. Bait
Ketiga
Ya
Robbi!
Biarkan kasih-Mu mengalir abadi
Ingat aku dalam do'a-Mu
Ingat aku dalam firman-Mu
Ingat aku dalam diam-Mu
Ingat aku
Ingat
Biarkan kasih-Mu mengalir abadi
Ingat aku dalam do'a-Mu
Ingat aku dalam firman-Mu
Ingat aku dalam diam-Mu
Ingat aku
Ingat
Amin
Pada baris pertama terdapat kata Ya Robbi! Disini penyair memanjatkan
doanya dan memanggil tuhannya kemudian dilanjut dengan baris kedua Biarkan kasih-Mu mengalir abadi disini
penyair mengharapkan kasih sayang tuhan untuknya untuk tetap mengalir abadi.
Di baris ketiga, empat dan lima terdapat
kalimat Ingat aku dalam dan diikuti kata
do'a-Mu, firman-Mu, dan diam-Mu disini penyair berharap agar ia selalu diingatkan untuk berdoa, selalu diingatkan kepada firman tuhan yang telah di turunkan, serta penyair ingin selalu diingatkan bahwa tuhan selalu ada dimanapun ketika ia diam sekalipun tuhan akan selalu melihatnya.
do'a-Mu, firman-Mu, dan diam-Mu disini penyair berharap agar ia selalu diingatkan untuk berdoa, selalu diingatkan kepada firman tuhan yang telah di turunkan, serta penyair ingin selalu diingatkan bahwa tuhan selalu ada dimanapun ketika ia diam sekalipun tuhan akan selalu melihatnya.
Dari beberapa pemaparan yang dilakukan
maka bisa disimpulkan bahwa penyair ingin senantiasa mengingat tuhannya
dimanapun berada. Karena ia hidup tidah hanya didunia namun masih ada alam
akhir yang sedang menanti untuk datang kepadanya.
Tags
Puisi