Seorang guru penulis naskah skenario pernah mengatakan bahwa drama dimulai antara pria dan wanita ketika mereka putus.
Hal itu benar, kali ini aku putuskan bercerita soal temanku.
Beneran! ini soal temanku.
Cerita ini dimulai ketika ia bertemu dengannya.
Ceileh..
...2015...
Aku tahu ini klise.
Tapi kami bertemu. Tak sengaja awalnya dari sosial media.
Aku tahu dia takan pernah mengenalku.
Aku bahkan sampai percaya itu.
Nyatanya dia tahu
"bagaimana ini? dia meminta pin BBM ku"
ada kalanya hype terhadap sesuatu. Di masa itu BBM sedang ngepop banget.
Semua orang menggunakannya.
Hingga aku bertemu dengannya (*ingat ini bukan tentangku ya*)
...
Kami pun bertemu di sebuah kafe baru
Saat itu, aku tak bermaksud apa-apa hanya ingin bertemu dan kami pun merasakannya
....
Pertemuan kian intens hingga aku tak tahu bahwa dia memendam perasaan
Perasaan yang tak sadar kumiliki juga
Akhirnya selepas kami bertemu dia memberiku pesan kembali
"aku suka"
Mendengar hal ini kuterima dengan begitu saja
Perasaan kian menggebu, hal ini pun kami rasakan bersama
Hingga drama itu pun kian datang.
....
Mengenalnya sudah menjadi takdir untukku.
Namun aku tak pernah menyangka jika kami harus melewati hal ini
kisah pilu nan drama yang tak pernah kunjung selesai
....
Notifikasi muncul tiba tiba di ponselku.
Kala itu, aku buka dengan seksama
meskipun sudah tengah malam tapi aku terjaga
"Aku sudah putuskan untuk tak melanjutkan denganmu. Kini ada seseorang yang harus aku jaga hatinya"
Bukannya ini lucu?
Iya kan?
Aku membacanya pun tertawa keras
Tapi air mata tiba-tiba mengalir deras.
Percayalah ini adalah tertawa
...
Hal konyol kembali menyeruak tatkala notifikasi baru muncul lagi
"Datang ya nanti!"
Lagi-lagi soal undangan
bukannya ini konyol?
Drama pun kian hari kian menghadang
Tiap detik, menit hingga jam kulalui dengan kesedihan
Tiap hari, minggu, hingga bulan kulalui dengan tergopoh-gopoh melalui semua drama hidup yang tak kunjung usai ini.
Akupun terjebak di perasaan yang tak pernah kuakui bahwa 'menyesal telah mengenalnya'.