Seseorang pernah mengatakan “AWAL PERTEMUAN YANG BIASA BISA MEMBERI AKHIR KISAH YANG INDAH”
Kukira ini adalah sebuah cerita yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Perjalanan panjang yang ku lalui di hidup ini, semua waktu yang terlewat, dan semua hal yang terjadi telah tergantikan oleh sedikit cahaya yang kian lama kian menyebar memberikan kehangatan yang nyata.
Awal pertemuan kami tak seindah kisah romansa dalam novel bertajuk cinta biasanya, semua tak ada yang istimewa. Kala itu aku bertemu dengan beberapa orang. Namun, salah satu diantara mereka ternyata menyimpan rasa cinta padaku tepatnya pada pandangan pertama ketika kami bertemu. Tuhan memang selalu punya rahasia yang baik bagi setiap hambanya. Sungguh tiada ku sangka bahwa pertemuan itu pada akhirnya yang kini menjadi teman hidupku di dunia.
Sebut saja namaku Arsyi. Aku adalah seorang yang pendiam dan tidak suka mengobrol dan tidak suka akan keramaian. Menjadi pendiam, aku pun lebih suka menghabiskan waktu dengan menyendiri.
Aku adalah anak sulung dari dua bersoudara dan selalu mendapatkan kasih sayang serta perlakuan yang baik dari orang sekelilingku dan perhatian yang cukup tanpa merubah karakterku. Aku pun tumbuh dengan mandiri dan terus mencari jadi diri seorang diri .
Pada saat itu, aku mengikuti sebuah acara. Aku pun berkenalan beberapa orang di acara tersebut. Salah satu dari mereka ternyata menyimpan rasa cinta padauk sejak bertemu pandang pertama kali. Kala itu aku tak menyadarinya sama sekali. Dia adalah pemuda yang baik, santun lembut dan karismatik. Senyumannya yang manis membuatku tanpa sadar terus memikirkannya.
Sosok pemuda itu adalah yang sekarang menjadi pasanganku. Dia seorang lelaki sederhana. Dia bukan lelaki yang pandai menyenangkan hati wanita dengan kata-kata mesra. Bukan pula lelaki penuh kejutan yang suka memberi bunga atau hadiah sebagai tanda cinta. Jujur, pada awalnya aku tak percaya apakah dia yang akan mengisi hari-hariku dengan penuh kebahagian. Pada awalnya dia menghubungiku, menanyakan tentang beberapa hal yang sebenarnya itu biasa dan kami pun sepertinya merasakan hal yang sama. Ia pun selalu menghubungiku duluan karena terus terang aku tak berani untuk memulainya. Ada rasa yang membuat aku segan jikalau aku menghubunginya duluan. Dia selalu mengirimkan pesan singkat dengan celotehannya yg sebenarnya membuatku merasa senang dan terkadang aku pun bingung sendiri untuk menjawab celotehannya itu tapi semua mengalir begitu saja. “Aku merasakan awalnya biasa aja”
Hari demi hari berlalu. Entah sudah berapa lama dia tidak menghubungiku. Tapi anehnya, ada perasaan berbeda yang menyelimuti hati dan pikiranku ketika dia tak ada. Aku merasa kesepian meski di tengah banyaknya teman. “Hmm, mungkin ini hanya perasaanku saja. Karena beberapa minggu terakhir dia tak pernah absen membuat ponselku berdering. Jadi wajar saja jika aku merasa ada yang berbeda saat ponselku hening tanpa ucapan selamat tidur darinya, tanpa cerita-cerita konyol yang baginya bisa membuatku tertawa” itu pikirku. Tapi tidak, malam itu aku merasa sangat ingin tahu kabarnya. Malam itu juga pertama kalinya aku mengirim pesan singkat terlebih dahulu padanya. Beberapa menit kemudian ponselku berdering. Yes, dia membalas pesanku. Entah mengapa aku merasa begitu bahagia. Sungguh Allah Maha Kuasa membolak-balikkan hati manusia.
Singkat cerita, kedekatan kian terasa. Setiap hari kami tidak pernah absen bertukar cerita. Hingga pada suatu ketika kami memutuskan untuk menjalin hubungan asmara. Namun, seperti pasangan lain pada umumnya, tentu perjalanan cinta ini diwarnai dengan suka dan duka. Enam bulan berlalu tak terasa hubungan kami semakin kian berkembang. Dia bilang akan terus mencintaiku dan selamanya akan ada di sisiku. Sehingga aku pun berpikir bahwa dia adalah pria yang unik dan membuatku tak bisa berpaling darinya. Kala itu, kami berdua bisa dibilang sama-sama cukup mapan dari segi finansial. Menurutku wajar kiranya jika aku dan dia ingin segera melangkah kejenjang pernikahan. Lalu, memasuki bulan ketujuh kedua orangtuanya datang untuk melamarku. Setelah melewati tujuh bulan yang indah, kami berdua pun ditakdirkan menikah.
“Ketika hati sudah jatuhkan pilihan, berawal saling memandang daya tarik pun terundang. Dia sangatlah biasa. Tampilannya begitu sederhana namun hatiku berkata dia sungguh luar biasa. Buka lembaran baru untuk kita, akhir yang Bahagia”.