Ep.4 Setitik Angan dan Sedu: Mengadu




Seseorang pernah berkata, “aku sudah lelah”.
Seketika kalimat ini menggangguku. 
Melihat dari kejauhan, ku pikir kalimat tersebut hanya bualan. Tapi ku pertegas, BUKAN! …

Sebulan setelah menikmati senja di Maerokoco, Semarang. Kunikmati seteguk teh hangat di depan teras belakang. 
Sambil kubuka buku yang masih belum selesai bahkan sebelum kepergianku ke Maerokoco. 

Telpon berdering, itu suara notifikasi masuk.
Temanku bilang kalo dia bosan hanya duduk di rumah. 
Responku, hanya bisa bilang “pergi sana, kamu butuh bepergian”.

Dia bilang, hidup kok begini saja… kantor dan rumah. 

Aku pun merespon dengan kalimat yang sama. “Pergi sana, kamu butuh bepergian” tanpa dikurangi atau ditambah.

Lalu dia melanjutkan, capek gak sih hidup begini begini saja?

Sejenak kuterlena dalam kalimat itu.
Lalu ku balas “mungkin kau hanya sedang lelah, keluarlah, mari kita jalan”

“Bukan itu, orang bilang aku pemalas hanya diam saja! Padahal orang tua ku sedang bermasalah, apakah aku harus mempercepat perceraian mereka?”

Mendadak aku sadar kalau dia punya masalah ini. Menyesal sudah kukatakan demikian tadi. 

Aku tak bisa membalasnya. Bahkan untuk berpura-pura sedang mengetik rasanya tak bisa.

“Sepertinya kamu sadar sekarang, yang kubutuhkan bukan hanya keluar rumah. Tapi keluar dari masalah ini!” Timpalnya tegas.

Bukankah klise kalo aku harus bilang, “sabar ya!” Sepertinya aku tak bisa balas ini. Dia tidak butuh simpatiku. Hanya butuh seorang pendengar.

Post a Comment

Previous Post Next Post