RIDHO SUSAH TIDUR - EP. 3 Penantian (CERITA BERSAMBUNG)


Gratis Foto stok gratis elektronik, insomnia, jam digital Foto Stok

RIDHO SUSAH TIDUR

“Penantian”

Ah, kamarku berantakan sekali. Selalu seperti ini setiap kali aku terjaga. Entah sudah berapa butir obat tidur yang ku minum,tapi masih saja mata ini enggan terpejam. Asal kalian tahu, rasa lelah ini sudah tak tertahankan lagi, bayangkan! Otakmu ingin tubuhmu beristirahat tapi mata mu menolak itu semua!.

Jam dinding menunjukan waktu sudah mulai masuk fajar, kali ini aku tidak ingin menghabiskan waktu tidak bisa tidurku hanya rebahan di kasur, hari ini aku ingin makan enak sambil mencari ngantuk, mudah-mudahan dengan makan enak, rasa kantukku datang dan aku bisa tidur kembali.

Dengan setengah lesu, aku mulai beranjak dari kasurku, cuci muka dan segera berpakaian rapi lalu bergegas menaiki si Balrog motor bebek 70an yang ku sulap menjadi motor semi chopper antik minimalis tapi tidak bikin malu. Perjalanan ku mulai dengan gemetar, melintasi jalanan yang padat karena berbarengan dengan orang-orang yang pergi bekerja. Pagi ini matahari sangat menyiksa mataku, silau sekali dan sialnya aku lupa membawa kacamata hitam, ah sudahlah.

Dari kejauhan pandangan nanarku bisa melihat tukang ketoprak bergerobak hijau yang sudah nampak dengan pelanggannya yang sedang mengantri. Maklum, rasa ketoprak ini memang otentik, bawang putihnya tidak terlalu banyak, bihunnya matang dan tauge nya segar. “Mang, tolong buatkan seporsi, pedesnya sedang, kecapnya agak banyak, makan disini” pintaku pada tukang ketoprak. “Siap, Do!” jawab si Mang Ketoprak.

Lah kenapa si Mang ketoprak tahu namaku, tahu darimana dia ? aneh sekali pagi ini!. Belum usai pertanyaanku terjawab, tiba-tiba disebelahku duduk seorang perempuan, rambutnya terurai panjang sebahu, tubuhnya wangi lalu “Mang, seporsi ya! Pedesnya sedang, kecapnya agak banyak, makan disini” tegas perempuan itu kepada si Mang ketoprak. 

Bermula dari saling bergeser kursi plastik kami pun memulai obrolan, dari mulai membicarakan pengalaman aneh bertemu perempuan di malam hari, peperangan di Eropa, soal kuliner yang sedang ramai, penyakitku yang tak kunjung sembuh dan juga soal kegilaan-kegilaan tentang yang terjadi di hidupku.

Berjam-jam kami mengobrol, nyaman sekali punya teman yang baru kenal bisa ngobrol sampai se menarik ini. Aku suka sekali melihat cara perempuan ini makan, meski makan ketoprak tapi kelihatannya anggun sekali. Aura cantik naturalnya terasa sampai membikin dada ini hangat, Ya Tuhan, aku ingin punya istri seperti dia. 

Kulihat di sekitaran, yang membeli ketoprak sudah mulai sepi, tapi kami masih asik mengobrol sampai-sampai aku sempat tertawa terbahak-bahak. Semenyenangkan ini ternyata ngobrol dengan perempuan ini. Keasyikan ngobrol sampai aku lupa bertanya nama pada perempuan itu lalu “dari tadi kita asyik ngobrol, namamu siapa?”

“Yeeh, mun rek di dahar sok geura dahar, lainna diantepkeun wae ketoprakna, ngadon latihan teater wae ngomong sorangan!” tegur si Mang ketoprak yang kesal karena ketopraknya tidak kunjung dimakan.

Post a Comment

Previous Post Next Post