RIDHO SUSAH TIDUR - EP. 4 Lembah Miasma (CERITA BERSAMBUNG)

   

Gratis Foto stok gratis elektronik, insomnia, jam digital Foto Stok

RIDHO SUSAH TIDUR

“Lembah Miasma”

Tukang ketoprak yang aneh membuat pagiku menjadi menyebalkan, padahal rasa ketoprak nya enak. 

Setelah perut terisi dan hati merasa bahagia karena menemukan teman ngobrol yang asyik, akupun segera beranjak pulang ke rumah. Meski sudah makan, badanku ini masih terasa letih dan seperti melayang.

Langsung saja aku naiki si Balrog, tancap gas menyusuri jalanan yang sedang hangat matahari pagi. Dari mulai jalanan lurus Abdul Moeis sampai jalan seribu kelok Citamiang aku lalui dengan sigap bersama si Balrog. Mendadak keecepatan motor aku kurangi, di sepanjang jalan terlihat orang-orang seperti sedang melamun, tetapi bukan hanya satu, hampir semua orang yang berada di pinggir jalan itu semuanya melamun.

Awalnya aku tak peduli, masa bodoh dengan semua yang ada di pinggir jalan, namun ada sesuatu yang membuat aku harus mencengkram tuas rem dalam-dalam. Terlihat ada seseorang yang sedang menyebrangi jalan tetapi terlihat sangat tidak normal, ia berjalan seperti orang mabuk, tatapan matanya kosong, ususnya terburai dan berlumur darah diseluruh badannya. 

Anehnya orang itu berjalan biasa saja seperti tidak merasakan sakit. Aku pun gemetar melihatnya karena ini baru kali pertama aku menyaksikan manusia dengan ususnya yang terburai keluar, mengerikan!.

Tanpa pikir panjang aku langsung bergegas pergi dengan perasaan campur-aduk, jalanan kulewati dengan kecepatan tinggi. Syok, cemas, sedih bercampur menjadi pertanyaan, kenapa ? ada apa ?. angin berhembus pelan, jalanan mendadak menjadi sunyi tak ada kendaraan satupun yang lewat, begitupun orang-orang.

Suasana nya seperti kota mati, semuanya seperti waktu terhenti begitu saja. Padahal duapuluh menit lalu jalanan masih ramai dan orang-orang masih sibuk dengan urusannya di jalanan. Selain menyebalkan, pagi ini menjadi aneh. Aku pun mulai mengurangi kecepatan kembali, melihat sekeliling apakah sebelumnya pernah terjadi sesuatu. Dari punggung besi si Balrog aku melihat seorang pria paruh baya duduk di kursi trotoar, terlihat tangan kanannya sedang menyeka pipi yang basah karena air mata, perlahan mulai ku dekati pria itu. Dari motor pun aku bisa merasakan hawa kesedihan yang dialami pria itu, semakin dekat, semakin hebat rasa sedih yang ku rasakan. 

Lekas aku turun dari motor dan memarkirkannya di sebelah kursi trotoar, lalu aku duduk disampingnya dan berharap aku bisa perlahan menghapus rasa sedih yang dialami pria itu. Tanpa berkata-kata pria itu kembali menyeka mata dan pipinya yang basah dengan air mata lalu menatapku dengan tatapan kesedihan, tiba-tiba mulut pria itu terbuka lebar dan memuntahkan isi perutnya yang dipenuhi potongan kaki katak dan jari manusia tepat dihadapanku, menjijikan!.

Seketika orang-orang mulai berdatangan dari segala arah. Yang lebih mengerikan, mereka semua datang dengan luka-luka aneh di tubuhnya, ada yang tanpa kepala, punggung yang terbelah dan rahang menjuntai kebawah.

Post a Comment

Previous Post Next Post