Dia yang Memesona
Disuatu petang, saat itu adalah hari minggu
aku menghampiri seorang teman ku
ia terduduk di tepi laut
memandang jauh ke arah tenggelamnya sang surya
dengan perlahan aku berjalan mendekatinya
"hei kawan! kenapa kau seorang diri di sini?" tanyaku
tak langsung menjawab, dia tertawa pelan, kemudian berkata
"seperti biasanya, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama sang senja"
"menurutmu, apakah ada yang lebih mempesona daripada sang senja?" tanyaku menikmati riuh deburan ombak
"tentu ada" ucapnya, menganggukan kepala kemudian berkata
"sejak lama aku mencintai senja, baru kali inilah aku menemukan penyempurna sang senja"
"benarkah itu?" tanyaku ingin tahu
"benar. alunan tawa itu, suara merdunya, bagaikan candu, menyerbu kalbu"
"suara tawa siapa yang kau maksud?"
"seorang lelaki pemilik senyuman manis, berkumis tipis, tingginya semampai. sering ku samakan dia dengan tiang bendera" ucapnya diakhiri tawa kecil
sejenak ku tertawa pelan mendengar tuturan nya
"meski begitu. tetap menjadi candu kesukaan, bukan?"
"tentu. dia adalah sederhana yang mampu membiusku, dia sederhana yang istimewa"
"apa yang menjadikan nya istimewa bagimu?"
"alunan tawanya, tatapan teduhnya, saat berbicara dengan ku ia tak pernah meninggikan suaranya, perilaku nya bertatakrama, serta telinganya yang senantiasa ada untuk ku"
"istimewa sekali ya, dia?"
"ya. betul sekali, semua yang dia punya, tak pernah gagal membuat ku terpesona"
"tapi, bukankah diluar sana banyak juga yang lebih mempesona?"
"memang. tapi bagiku, tetap dialah pemenangnya, jika ada yang lebih manis dari sebongkah gula, maka itu adalah senyuman nya"
"bagaimana bila ada yang mampu melebihi manis senyuman nya?"
"hmm... mungkin itu adalah saat ia tertawa lepas"
"sudah berapa banyak kau tenggelam dalam pesona nya?"
"tak terhitung." ucapnya, sejenak membelai butiran pasir didepan ku
"aku tenggelam pada surai tampan nya yang mampu mengunci kesadaranku seutuhnya, lembut dekapan nya memulihkan hati yang sendu, soal apapun yang ada padanya, sudah tak perlu ditanyakan. dia, adalah kinara yang amat memabukkan kalbu"