A.
Landasan Filosofi Dalam Pengembangan Kurikulum
Kurukulum merupakan inti bidang
pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan.
Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka
penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan
kurikulum tidak dida sarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal
terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berakibat
pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
1.
Landasan Filosofis
Filsafat mengkaji berbagai
permasalahan yang dihadapai manusia, termasuk masalah pendidikan.
Pendidikan sebagai ilmu terapan, tentu saja memerlukan ilmu-ilmu lain sebagai
penunjang, di antaranya filsafat. Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah
penerapan dan pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan. Menurut Redja Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran
filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya
dan pendidikan di Indonesia pada khususnya, yaitu : filsafat idealisme,
realisme dan filsafat fragmatisme.
Secara harfiah filosofis (filsafat)
“berarti cintaakan kebijakan”. Orang yang belajar berfilsafat agar ia menjadi
orang yang mengerti dan berbuat secara bijak. Untuk dapat mengerti
kebijakan dan berbuat secara bijak, ia harus tahu atau berpengetahuan.
Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berfikir, yaitu berfikirsecara
sistematis, logis, dan mendalam. Pemikiran demikian dalam filsafat disebut
sebagai pemikran radikal, atau berfikir sampai keakar-akarnya (radio berarti
akar). Berfilsafat diartikan pula berfikir secara radikal, berfikir sampai
keakar. Secara akademik, filsafat berarti upaya untuk menggambarkan dan
menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan komprehensif tentang alam
semesta dan kedudukan manusia didalamnya.
Kajian terhadap persoalan fiilsfat
berupaya untuk menelusuri hakikat manusia, sehingga muncul beberapa asumsi
tentang manusia. Misalnya manusia adalah makhluk religius, makhluk sosial,
makhluk yang berbudaya, dan lain sebagainya. Dari beberapa telaahan tersebut
filsafat mencoba menelaah tentang tiga pokok persoalan, yaitu hakikat
benar-salah (logika), hakikat baik-buruk (etika), dan hakikat indah-jelek
(estetika). Oleh karena itu maka ketiga pandangan tersebut sangat dibutuhkan
dalam pendidikan. Terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Artinya
ke mana pendidikan akan dibawa, terlebih dahulu harus ada kejelasan pandangan
hidup manusia atau tentang hidup dan eksistensinya.
Filsafat akan menentukan arah
kemana peserta didik akan dibawa, filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang
melandasi dan membimbing ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu,
filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu atau
bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat mempengaruhi terhadap tujuan
pendidikan yang ingin dicapai.
Filsafat pendidikan mengandung
nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan cita-cita tersebut tedapat landasan,
mau dibawa kemana pendidikan anak. Dengan kata lain, filsafat pendidikan
merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan
untuk merancang tujuan pendidikan. Prinsip-prinsip pembelajaran, serta
perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan
dipengaruhi oleh dua hal pokok, yakni (1) cita-cita masyarakat, dan (2)
kebutuhan peserta didik yang hidup dimasyarakat. Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku
sehari-hari. Hal ini menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai
landasan dalam rangka pengembangan kurikulum.
Terdapat perbedaan pendekatan
antara ilmu dengan filsafat dalam mengkaji atau memahami alam semesta ini. Ilmu
menggunakan pendekatan analitik, berusaha menguraikan keseluruhan dalam bagian-bagian
yang kecil dan lebih kecil. Filsafat berupaya merangkum atau
mengintegrasikanbagian-bagian ke dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan
bermakna. Ilmu berkenaan dengan fakta-fakta sebagaimana adanya(das sein),
berusaha melihat segala sesuatu secara objektif, menghilangkan hal-hal
yang bersifat subjektif. Filsafat melihat segala sesuatu dari sudut bagaimana
seharusnya (das sollen), faktor-faktor subjektif dalam filsafat sangat
berpengaruh. Filsafat dan ilmu mempunyai hubungan yang saling mengisi dan
melengkapi (komplementer). Filsafat memberikan landasan-landasan dasar bagi
ilmu. Keduanya dapat memberikan bahan-bahan bagi manusia untuk membantu
memecahkan masalah dalam kehidupannya.
B.
Landasan Psikologi dalam Proses Pengembangan Kurikulum
Dengan menerapkan landasan psikologi dalam
proses pengembangan kurikulum diharapkan dapat diupayakan pendidikan yang
dilaksanakan relevan dengan hakikat peserta didik, baik penyesuaian dari segi
materi/bahan yang harus diberikan/dipelajari peserta didik, maupun dari segi
penyampaian dan proses belajar serta penyesuaian dari unsur–unsur upaya
pendidikan lainnya.
Pada dasarnya terdapat dua cabang ilmu
psikologi yang berkaitan erat dalam proses pengembangan kurikulum, yaitu psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan
ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan
perkembangannya.
Dalam psikologi perkembangan dikaji
tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek
perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang
berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan
ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar.
Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar,
serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan
kurikulum.
Karakteristik perilaku tiap individu pada
tiap tingkat perkembangan merupakan kajian yang terdapat dalam cabang psikologi
perkembangan. Oleh sebab itu, dalam pengembangan kurikulum yang senantiasa
berhubungan dengan program pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka
landasan psikologi mutlak harus dijadikan dasar dalam proses pengembangan
kurikulum. Perkembangan yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh
melalui proses belajar. Guru sebagai pendidik harus mengupayakan cara/metode
yang lebih baik untuk melaksanakan proses pembelajaran guna mendapatkan hasil
yang optimal, dalam hal ini proses pembelajaran mutlak diperlukan pemikiran
yang mendalam dengan memperhatikan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan diperlukan terutama
dalam hal penentuan isi kurikulum yang diberikan/dipelajari peserta didik, baik
tingkat kedalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakannya serta
manfaatnya yang disesuaikan dengan tahap dan tugas perkembangan peserta didik.
Psikologi belajar memberikan sumbangan terhadap pengembangan kurikulum terutama
berkenaan dengan bagaimana kurikulum itu diberikan kepada peserta didik dan
bagaimana peserta didik harus mempelajarinya, berarti berkenaan dengan strategi
pelaksanaan kurikulum.
Anak sejak dilahirkan sudah memperlihatkan
keunikan–keunikan yang berbeda satu sama lainnya, seperti pernyataan dirinya
dalam bentuk tangisan dan gerakan–gerakan tubuhnya. Hal ini menggambarkan bahwa
sejak lahir anak telah memiliki potensi untuk berkembang. Di dalam psikologi
perkembangan terdapat banyak pandangan ahli berkenaan dengan perkembangan
individu pada tiap–tiap fase perkembangan.
Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat
berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan
pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di samping persamaannya. Implikasi dari
hal tersebut terhadap pengembangan kurikulum, antara lain;
- Tiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhannya,
- Di samping disediakan pembelajaran yang bersifat umum (program inti) yang harus dipelajari peserta didik di sekolah, disediakan pula pembelajaran pilihan sesuai minat dan bakat anak,
- Kurikulum selain menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik,
- Kurikulum memuat tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan ketrampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan batin.
C. LANDASAN SOSIOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
berbagai gejala sosial hubungan antar individu, antar golongan, antar lembaga
sosial atau masyarakat. Di dalam kehidupan kita tidak hidup sendiri, namun
hidup dalam suatu masyarakat. Dalam lingkungan itulah kita memiliki tugas yang
harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sebagai bakti kepada masyarakat
yang telah memberikan jasanya kepada kita.
Tiap masyarakat memiliki norma dan adat kebiasaan
yang harus dipatuhi. Norma dan adat kebiasaan tersebut memiliki corak nilai
yang berbeda-beda, selain itu masing-masing dari kita juga memiliki latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Hal inilah yang menjadi pertimbangan dalam
pengembangan sebuah kurikulum, termasuk perubahan tatanan masyarakat akibat
perkembangan IPTEK. Sehingga masyarakat dijadikan salah satu asas dalam
pengembangan kurikulum.
Faktor pengembangan kurikulum dalam
masyrakat
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh
terhadap pengembangan kurikulum dalam masyrakat, antara lain ;
- Kebutuhan masyarakat
Kebutuhan masyarakat tak pernah tak terbatas dan
beraneka ragam. Oleh karena itu lembaga pendidikan berusaha menyiapkan
tenaga-tenaga terdidik yang terampil yang dapat dijadikan sebagai penggali
kebutuhan masyarakat.
- Perubahan dan perkembangan masyarakat
Masayarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu
berkembang dan berubah. Perubahan dan perkembangan nilai yang ada dalam
masyarakat sering menimbulkan konflik antar generasi. Dengan diadakannya
pendidikan diharapkan konflik yang terjadi antar generasi dapat teratasi.
- Tri pusat pendidikan
Yang dimaksud dengan tri pusat pendidikan adalah
bahwa pusat pendidikan dapat bertempat di rumah, sekolah , dan di masyarakat.
Selain itu mass media, lembaga pendidikan agama, serta lingkungan fisik juga
dapat berperan sebagai pusat pendidikan.
Ruang lingkup pengembangan kurikulum dalam
masyrakat
Lingkungan atau dunia sekitar manusia pada dasarnya
terdiri dari tiga bagian besar, yaitu :
- Dunia alam kodrat
Dunia alam kodrat merupakan segala sesuatu di luar
diri kita yang berpengaruh sangat kuat dalam kehidupan kita, misalnya :
penampakan alam (gunung,laut,dll). Untuk mengubah dan mengatasi pengaruh
tersebut maka kita harus dapat menggunakan IPTEK dengan benar. Dengan demikian
dalam mengembangkan kurikulum hendaknya kita berusaha untuk memasukkan
masalah-masalah yang berupa gejala-gejala dalam alam kodrat.
- Dunia sekitar benda-benda buatan manusia
Dunia sekitar benda-benda buatan manusia merupakan
benda-benda yang diciptakan manusia sebagai alat pemuas kubutuhannya. Untuk itu
keterampilan fisik dan psikis harus dikembangkan dalam pembelajaran, sehuingga
dapat menghasilkan segala sesuatu yang menjadi sarana dan prasarana yang dibutuhkan
masyarakat.
- Dunia sekitar manusia
Dunia sekitar manusia merupakan dunia yang paling
kompleks, sebab selalu berubah dan dinamis. Interaksi antar individu berjalan
sangat aktif. Untuk itu diperlukannya norma dalam pergaulan masyarakat agar
interaksi dalat berjalan dengan baik.
Fungsi sistem dan lembaga pendidikan dari
segi sosiologis bagi kepentingan masyarakat
Dari segi sosiologis sistem dan lembaga pendidikan
di dalamnya dapat dipandang sebagai badan yang mempunyai berbagai fungsi bagi
kepentingan masyarakat, antara lain:
1.
Mengadakan perbaikan, bahkan perombakan sosial
2.
Mempertahankan kebebasan akademis dan kebebasan
mengadkan penelitian ilmiah
3.
Mendukung dan turut memberi sumbangan kepada
pembangunan nasional
4.
Menyampaikan kebudayaan dan nilai-nilai tradisional
5.
Mengeksploitasi orang banyak demi kesejahteraan
dolongan elite
6.
Mewujudkan revolusi sosial untuk melenyakan pengaruh
pemerintahan terdahulu
7.
Mendukung golongan tertentu seperti golongan militer,
industri atau politik
8.
Mengarahkan dan mendisiplinkan jalan pikiran generasi
muda
9.
Mendorong dan mempercepat laju kemajuan IPTEK
10. 10.
Mendidik generasi mudamenjadi arga negara nasional dan warga dunia
11. 11.
Mengajar keterampilan pokok seperti membaca, menulis, dan berhitung
12. 12.
Memberi keterampilan dasar berkaitan dengan mata pencaharian.
D.
LANDASAN
IPTEK
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia pada masa yang berbeda dengan masa sebelumnya, bahkan masa yang tidak pernah terbayangkan di masa lalu. Munculnya hasil-hasil teknologi seperti hasil teknologi transportasi, yang bukan hanya menyebabkan manusia bisa menjelajah dunia, bahkan hingga luar angkasa. Demikian juga kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi, yang memungkinkan manusia untuk mengetahui informasi dari berbagai belahan dunia dalam waktu singkat. Namun demikian, kemajuan tersebut tidak hanya memunculkan dampak positif, bersamaan dengan itu muncul pula berbagai dampak negatif kemajuan teknologi yang sering membuat cemas. Kemajuan transportasi, khususnya bertambahnya kendaraan di kota-kota besar dengan jumlah yang begitu besar, sering menimbulakn kemacetan, karena tidak dibarengi dengan sarana jalan yang memadai, timbulnya banyak kecelakaan karena kelalaian pengendara dsb. Hasil teknologi informasi yang pada saat ini membuat cemas seluruh masyarakat, dengan fasilitasnya, yang memudahkan bagi pemakai, tidak terlepas anak-anak, untuk mengakses pornografi, kekerasan dsb, yang menyebabkan gesekan nilai-nilai, norma, dan budaya.
Munculnya permasalahan- permasalahan tersebut menyebabkan tugas-tugas pendidikan yang diemban sekolah menjadi kian kompleks. Tugas sekolah menjadi semakin berat, dan kadang-kadang tidak mampu lagi melaksanakan semua tuntutan masyarakat. Bahkan seiring dengan kemajuan zaman, tugas-tugas yang dahulu bukan menjadi tanggung jawab sekolah kini menjadi tugas sekolah. Sekolah tidak hanya bertugas menanamkan dan mewariskan ilmu pengetahuan, tetapi juga harus member keterampilan, juga harus menanamkan budi pekerti dan nilai-nilai.
Dengan tugas dan tanggung pendidikan yang demikian berat, kurikulum sebagai alat pendidikan, harus selalu diperbarui menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi baik isi maupun prosesnya, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat. . Pendidikan merupakan usaha menyiapkan anak didik agar siap menghadapi lingkungan yang senantiasa mengalami perubahan. Kita maklumi bersama bahwa perubahan tersebut berjalan dengan pesat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, serta membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan guna perannya di masa datang. Sementara itu teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya untuk memecahkan masalah-maslaah praktis. Dengan demikian Ilmu dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang teramat pesat seiring lajunya perkembangan masyarakat.
IPTEK dimiliki seluruh bangsa, dan senantiasa berkembang mengikuti perkembangan masyarakatnya. Perkembangan IPTEK memiliki pengaruh yangcukup luas, meliputi segala bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, keamanan, pendidikan, dll. Dalam bidang pendidikan, perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan timbal balik dengan pendidikan. Industri dengan teknologi maju memroduksi berbagai macam alat-alat dan bahan yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan. Sebaliknya kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunakan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, apalagi di saat perkembangan produk teknologi komunikasi yang semakin canggih, tentu menuntut pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasai oleh anak didik untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan program yang harus dilaluinya.
Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan, di sisi lain perubahan masyarakat termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan teknologi ang semakin pesat, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan IPTEK.
Perhatian terhadap IPTEK sebagai landasan kurikulum, secara langsung adalah dengan menjadikannya isi/materi pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung memberikan kepada pendidikan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi guna menyelesaikan persoalan hidupnya. Khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga banyak membawa perubahan pada sistem nilai-nilai. Pendidikan pada dasarnya adalah bersifat normatif, dengan demikian perubahan nilai-nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu diarahkan agar bisa menuju pada perubahan yang bersifat positif. Oleh karena itu pengembangan kurikulum harus senantiasa menjadikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasannya, sehingga menghasilkan kurikulum yang memiliki kekuatan, dan juga bisa mengembangkan dan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi lebih memajukan peradaban manusia.Para pengembang kurikulum, termasuk di dalamnya guru-guru, harus memahami perubahan tersebut, agar isi dan strategi yang dikembangkan dalam kurikulum tidak menjadi usang, atau ketinggalan zaman.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia pada masa yang berbeda dengan masa sebelumnya, bahkan masa yang tidak pernah terbayangkan di masa lalu. Munculnya hasil-hasil teknologi seperti hasil teknologi transportasi, yang bukan hanya menyebabkan manusia bisa menjelajah dunia, bahkan hingga luar angkasa. Demikian juga kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi, yang memungkinkan manusia untuk mengetahui informasi dari berbagai belahan dunia dalam waktu singkat. Namun demikian, kemajuan tersebut tidak hanya memunculkan dampak positif, bersamaan dengan itu muncul pula berbagai dampak negatif kemajuan teknologi yang sering membuat cemas. Kemajuan transportasi, khususnya bertambahnya kendaraan di kota-kota besar dengan jumlah yang begitu besar, sering menimbulakn kemacetan, karena tidak dibarengi dengan sarana jalan yang memadai, timbulnya banyak kecelakaan karena kelalaian pengendara dsb. Hasil teknologi informasi yang pada saat ini membuat cemas seluruh masyarakat, dengan fasilitasnya, yang memudahkan bagi pemakai, tidak terlepas anak-anak, untuk mengakses pornografi, kekerasan dsb, yang menyebabkan gesekan nilai-nilai, norma, dan budaya.
Munculnya permasalahan- permasalahan tersebut menyebabkan tugas-tugas pendidikan yang diemban sekolah menjadi kian kompleks. Tugas sekolah menjadi semakin berat, dan kadang-kadang tidak mampu lagi melaksanakan semua tuntutan masyarakat. Bahkan seiring dengan kemajuan zaman, tugas-tugas yang dahulu bukan menjadi tanggung jawab sekolah kini menjadi tugas sekolah. Sekolah tidak hanya bertugas menanamkan dan mewariskan ilmu pengetahuan, tetapi juga harus member keterampilan, juga harus menanamkan budi pekerti dan nilai-nilai.
Dengan tugas dan tanggung pendidikan yang demikian berat, kurikulum sebagai alat pendidikan, harus selalu diperbarui menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi baik isi maupun prosesnya, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat. . Pendidikan merupakan usaha menyiapkan anak didik agar siap menghadapi lingkungan yang senantiasa mengalami perubahan. Kita maklumi bersama bahwa perubahan tersebut berjalan dengan pesat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, serta membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan guna perannya di masa datang. Sementara itu teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya untuk memecahkan masalah-maslaah praktis. Dengan demikian Ilmu dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang teramat pesat seiring lajunya perkembangan masyarakat.
IPTEK dimiliki seluruh bangsa, dan senantiasa berkembang mengikuti perkembangan masyarakatnya. Perkembangan IPTEK memiliki pengaruh yangcukup luas, meliputi segala bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, keamanan, pendidikan, dll. Dalam bidang pendidikan, perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan timbal balik dengan pendidikan. Industri dengan teknologi maju memroduksi berbagai macam alat-alat dan bahan yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan. Sebaliknya kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunakan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, apalagi di saat perkembangan produk teknologi komunikasi yang semakin canggih, tentu menuntut pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasai oleh anak didik untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan program yang harus dilaluinya.
Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan, di sisi lain perubahan masyarakat termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan teknologi ang semakin pesat, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan IPTEK.
Perhatian terhadap IPTEK sebagai landasan kurikulum, secara langsung adalah dengan menjadikannya isi/materi pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung memberikan kepada pendidikan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi guna menyelesaikan persoalan hidupnya. Khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga banyak membawa perubahan pada sistem nilai-nilai. Pendidikan pada dasarnya adalah bersifat normatif, dengan demikian perubahan nilai-nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu diarahkan agar bisa menuju pada perubahan yang bersifat positif. Oleh karena itu pengembangan kurikulum harus senantiasa menjadikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasannya, sehingga menghasilkan kurikulum yang memiliki kekuatan, dan juga bisa mengembangkan dan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi lebih memajukan peradaban manusia.Para pengembang kurikulum, termasuk di dalamnya guru-guru, harus memahami perubahan tersebut, agar isi dan strategi yang dikembangkan dalam kurikulum tidak menjadi usang, atau ketinggalan zaman.
pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan
mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus
berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin
berkembang. Dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang
berpengetahuan dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan
keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih,
sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan
kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn)
dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang
ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian karena berbagai penemuan
teknologi baru terus berkembang.
Perkembangan dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi
telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum
seyogyanya arahnya bersifat tidak hanya untuk sekarang tetapi untuk masa depan dapat
mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan bersama, kepnetingan sendiri
dan kelangsungan hidup manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sebagai
produk kebudayaan diperlukan dalam pengembangan kurikulum sebagai upaya
menyelaraskan isi kurikulum dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam
dunia iptek.
DAFTAR
PUSTAKA