APRESIASI NASKAH DRAMA "BUNGA RUMAH MAKAN" KARYA UTUY TATANG SONTANI

APRESIASI NASKAH DRAMA BUNGA RUMAH MAKAN

 

KARYA UTUY TATANG SONTANI





KATA PENGANTAR

 

 

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena atas karunia dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjunan alam Nabi besar Muhammad saw, serta kepada para sahabatnya, keluarganya, dan umatnya termasuk kita semua hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Apresiasi Drama Indonesia. Makalah ini terdiri dari beberapa hal diantaranya, kata pengantar, daftar isi, pengertian adverbial, jenis-jenis adverbial, ciri-ciri adverbial, pembentukan kata dan problematika yang dikemukakan serta simpulan.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bimbingan para dosen, peran orang tua dan teman-teman yang saling mendukung sekaligus menyemangati penulis. Semoga semua amal serta perbuatan baik yang diterima penulis dari semua pihak mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah swt.

Penulis tidak menutup kemungkinan dalam penulisan makalah ini terdapat kekeliruan serta kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis itu semua demi pebaikan makalah ke depan.

 

Bandung, April 2012

 

                                                            Penulis 

                        


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Drama Aku Vs Ayahkukami pilih karena sesuai dengan kehidupan remaja pada umumnya, terutama kehidupan remaja masa kini dengan mengangkat tema percintaan. Perdebatan antara orang tua dan anak dikarenakan perbedaan pendapat merupakan konflik utama dari drama ini. Selain itu, gaya bahasa dalam drama ini mudah dipahami dan ringan karena sesuai dengan kehidupan remaja.

Di samping itu, drama ini memiliki cerita yang mengalir dan jenaka. Sekilas seperti tidak ada amanat dalam drama ini karena tidak diceritakan secara gamblang. Amanat yang disampaikan dalam drama ini tersirat begitu saja, berupa penarikan kesimpulan dari cerita tersebut. 

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memberikan penjelasan yang terkait drama Aku Vs Ayahku. Selain itu tujuannya adalah untuk  mengapresiasi drama tersebut lebih dalam sehingga timbul rasa suka pada drama dan pada karya sastra pada umumnya sehingga tertanam dalam hati kami selaku penulis dan juga para pembaca, yakni suatu penghargaan terhadap drama tersebut.

 

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menumbuhkan minat terhadap drama ini, setelah mengapresiasikannya secara lebih terperinci. Selain itu, kita bisa mengangkat kembali drama-drama yang telah dipentaskan dan kita kaji dan apresiasi kembali, karena dengan begitu naskah-naskah drama atau lakon tidak akan terbengkalai begitu saja.

 

 

 

 

 

BAB II

APRESIASI NASKAH DRAMA AKU VS AYAHKU KARYA BUDI ROS DAN MODEL PEMBELAJARAN GORDON

 

2.1     Sinopsis Naskah Drama

DramaAku Vs Ayahkumenceritakan tentang seorang anak, yakni Marni yang berontak kepada ayahnya karena dilarang pacaran dengan Anto, seorang tukang ojek merangkap supir tembak. Berbagai protes keras dilakukan oleh Marni, mulai dari mogok bicara seminggu, mogok makan, tidak keluar kamar tiga hari tiga malam, menggambari seluruh tembok dan ancaman ingin menjadi TKI. Hal itu dilakukannya semata-mata supaya pendapatnya bisa didengar oleh ayahnya sehingga mau menerima Anto sebagai pacarnya, karena menurut Marni, Anto merupakan pemuda yang tepat untuk menjadi pacarnya, Anto adalah pemuda yang baik, seiman, bukan anak pejabat, yang jelas-jelas itu merupakan semua criteria pemuda yang diinginkan oleh ayahnya.  Lama kelamaan Ayahnya jera karena Marni keras kepala, semakin dilarang ia semakin berontak sehingga ayahnya mengalah dan mau menerima Anto, karena pada dasarnya ayahnya pun tidak memiliki banyak alasan untuk menolak Anto karena sebenarnya anak itu merupakan anak baik.

 

2.2      Profil Dramawan

Naskah Aku Vs Ayahku dibuat oleh Budi Ros. Nama lengkap Budi Yuwono.  Lahir di Banjarnegara, Banyumas, Jawa Tengah, 6 Januari 1959. Pendidikannya STM jurusan Listrik (Purwokerto, Jawa Tengah), Institut Kesenian Jakarta Jurusan Sinematografi. Penghargaan yang pernah didapat adalah pernah memenangkan sayembara penulisan naskah drama Dewan Kesenian Jakarta (2005). 

Pernah bercita-cita menjadi atlet atau sastrawan, namun jalan hidupnya justru bermuara sebagai aktor teater. Bergabung dengan Teater Koma atas ajakan Titi Qadarsih pada tahun 1982, sempat menghilang karena mengejar cita-citanya menjadi sastrawan. Namun, tahun 1985 kembali lagi ke Teater Koma hingga sekarang. Bersama Teater Koma, ia mendalami bidang penulisan, seni peran, dan penyutradaraan. Selama 9 tahun tinggal di sanggar Teater Koma di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan (1986-1994). 

Penggemar olahraga bersepada ini, masuk menjadi anggota Teater Koma sejak pementasan Opera Kecoa (1985). Pada pagelaran Teater Koma yang ke 110, Budi Ros terkena giliran berkiprah sebagai sutradara. Lakon tersebut di pentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki pada Mei 2006, dengan lakon Festival TopengFestival Topengberhasil menyabet salah satu penghargaan dalam Sayembara Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta 2005.

Bagi penyuka olahraga bersepeda ini, mengangkat karya sendiri ke atas pentas, tentu memiliki tantangan yang khas. Dan lakon, biasanya sulit memperoleh peluang untuk dipentaskan, apalagi jika penulisnya tidak memiliki kelompok sendiri. Budi Ros meraih peluang itu, karena dia bergabung dengan kelompok yang peduli terhadap konsep regenerasi. Dalam penyutradaraan, Budi Ros bukan orang baru. Dia banyak menyutradarai lakon-lakon Teater Koma, yang naskahnya juga dia tulis sendiri, di berbagai venue di Jakarta.

Bergabung dengan Teater Koma sekak tahun 1985, tepat pada pergelaran Opera Kecoayang pertama di TIM. Pada waktu itu, sebagai pemula, dia bekerja secara serabutan. Apa pun dia tangani, baik sebagai pencatat, pelaksana busana, pelaksana artistik, petugas piket, pemegang keuangan, hingga stand-inpada saat latihan jika ada aktor yang absen. Secara tidak langsung dia mempelajari semua pekara yang berkaitan dengan teater.

Belakangan dia dipercaya sebagai asisten sutradara N. Riantiarno. Sebagai aktor, dia tekun tapi pendiam. Dan sebagai sutradara, dia penyabar. Dia selalu berkeinginan memberikan ruang kreatif yang seluas-luasnya bagi aktor. Dia senantiasa percaya, aktor mampu mengejar apa yang sesungguhnya dia inginkan. 

Sebagai aktor, pengalaman pentasnya sangat bervariasi. Berperan sebagai Macun dalamSampek Engtaydi tahun 1988. Memainkan peran Hanbun, suami ular putih, dalam Opera Ular Putihtahun 1994. Memerankan Semar dalam Semar Gugattahun 1995, Nata Sasmita Picum, Raja Pengemis, dalam Opera Ikan Asintahun 1997, Kala dalam Kalatahun 2001, Romeo dalam Roman Yuliatahun 2002, Tibal dalam Opera Kecoatahun 203 dan Samiaji dalam Republik Togogtahun 2004, Martin dalam Kenapa Leonardo tahun 2008 dan menjadi Petruk dalam Republik Petruktahun 2009. Tahun 2010, pada pementasan produksi ke-119 tahun 2010 Teater Koma, Sie Jin Kwie,pada pementasan produksi ke-122 Teater Koma tahun 2011, Si Jien Kwie Kena Fitnah, dan pada pementasan produksi ke-123 Teater Koma,Sie Jin Kwie Di Negeri Sihir, ia berperan sebagai Dalang. 

2.3     Apresiasi Drama

2.3.1     Apresiasi Tahap 1

Setelah mengapresiasi naskah drama Aku Vs Ayahku, dapat dirasakan beberapa pengalaman yang sesuai dengan kehidupan si tokoh. Dengan mengapresiasi drama ini seolah memunculkan penggalan cerita yang 

2.3.2     Apresiasi Tahap 2

Mencermati karya sastra sebagai bangunan utuh yang terdiri atas paduan unsur-unsur yang masuk dalam teks drama Aku Vs Ayahku karya Budi Ros, seperti bentuk, dan stilistika.

2.3.2.1     Struktur Bentuk

2.3.2.1.1      Tokoh/Penokohan

-       Marni: secara fisik tokoh Marni digambarkan seperti tokoh remaja pada umunya, secara psikologis Marni digambarkan gadis yang keras kepala, pendiriannya kuat, selalu ingin didengar, manja dan pemberontak. Secara sosiologis Marni sayang pada teman-temannya.

-       Pak Marjuki: Secara fisik pak Marjuki tampak sedikit garang, berkaca mata, berkumis, berpenampilan rapi, dan tegap perawakannya. Secara psikologis pak Marjuki seorang bapak yang tegas, sayang pada anaknya, cenderung protektif. Secara sosiologis pak Marjuki seorang ketua Rt yang berusaha dapat mengayomi warganya.

 

-       Anto: Secara fisik Anto seorang pemuda yang tinggi, kurus dengan penampilan seadanya. Secara psikologis Anto seorang pemuda yang rajin, pekerja keras, lembut sikapnya, mudah putus asa dan merasa rendah diri. Secara sosiologis Anto seorang pelajar yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai tukang ojek serta supir tembak.

 

-       Cepi: Secara fisik Cepi seorang pemuda yang berpenampilan sedikit urakan, badannya tidak terlalu tinggi dan agak pendek. Secara psikologi Cepi seorang yang setia kawan, baik, suka menolong, dan pandai mempengaruhi orang lain. Secara sosiologis Cepi adalah penengah antara pertengkaran marni dan ayahnya, ia juga dikenal sebagai sosok pria yang pandai bergaul.

 

-       Irna: Secara fisik Irna itu agak gemuk, tidak terlalu tinggi. Secara psikologis Irna memiliki solidaritas yang tinggi terhadap sahabatnya, pintar, sabar dan bijak. Secara sosiologis Irna adalah sahabat Marni.

 

-       Audi: Secara fisik Audi memiliki postur tubuh tinggi semampai. Secara psikologis Audi itu polos, setia kawan, dan penyayang. Secara sosiologis Audi adalah sahabat Marni.

 

-       Lala: Secara fisik Lala memiliki postur tubuh tinggi, badan sedang. Secara psikologis Lala itu lembut, setia kawan, dan penyayang. Secara sosiologis Lala adalah sahabat Marni.

 

-       Ibu Wiwik: Secara fisik Ibu Wiwik adalah seorang guru tari yang memiliki postur badan yang bagus. Secara psikologis Ibu Wiwik itu tegas, bijaksana, berwibawa.

 

2.3.2.1.2      Alur

-       Pengenalan dan Awal Konflik

Marni adalah anak pak Marjuki, seorang ketua RT. Dalam permulaan drama, diceritakan Marni sedang jatuh cinta kepada Anto seorang tukang ojek, namun pak Marjuki melarangnya.

-       Konflik Memuncak

Marni melakukan protes yang berlebihan kepada Ayahnya sehingga membuat Ayahnya jengkel dan terjadilah konflik utama.

-       Konflik Menurun

Anto menemui Marni di taman dan membujuk Marni untuk tidak jadi pergi menjadi TKI di luar negeri sebagai aksi protes karena dilarang pacaran oleh Ayahnya. Akhirnya ia membatalkan niatnya untuk menjadi TKI ke luar negeri.

-       Konflik Selesai

Ayah Marni berjanji untuk tidak melarang pacaran kepada Marni sehingga Marni kembali pulang ke rumah dan bersama orang tuanya lagi.

-       Penutup

Ayah Marni mengizinkan kepada Anto untuk pacaran dengan Marni. Dan drama ini berakhir dengan bahagia.

 

2.3.2.1.3      Latar

-       Adegan satu di rumah Marjuki. Siang hari.

“BERANDA DEPAN RUMAH MARJUKI. SIANG”.

-       Adegan dua di Aula. Siang hari.

“AULA SEBUAH SMU. SIANG”.

-       Adegan tiga di sebuah tempat. Malam hari. 

“DI SEBUAH TEMPAT. MALAM”.

-       Adegan empat di rumah Marjuki. Siang hari.

“RUMAH MARJUKI. SIANG”.

-       Adegan lima di sebuah tempat. Malam hari. 

“DI SEBUAH TEMPAT. MALAM”.

-       Adegan enam di taman. Sore hari.

“TAMAN DEKAT SEKOLAH.  SORE”.

-       Adegan tujuh di taman. Sore hari.

“TAMAN DEKAT SEKOLAH.  SORE”.

-       Adegan delapan penutup, di rumah Marjuki. malam hari.

“RUMAH MARJUKI. MALAM”.

 

2.3.2.1.4      Perlengkapan

-       Cat dan koas lukis yang digunakan Marni untuk melukis dinding dan lantai rumahnya.

-       Peralatan rumah (kursi, meja, pas bunga).

-       Bunga, daun dan bangku yang terdapat ditaman.

-       Baju sekolah untuk seragam Irna, Audi, dan Lala.

-       Baju batik untuk pakaian pak Marjuki.

-       Kaos, celana jeans untuk pakaian  Anto dan Cepi.

-       Sandal, sepatu dan sejenisnya untuk alas kaki para tokoh.

2.3.2.2     Stilistika

Bahasa yang digunakan dalam naskah drama Aku vs Ayahkuadalah bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari atau non formal.

 

2.3.3     Apresiasi Tahap 3

Dalam drama Aku vs Ayahkubanyak nilai-nilai yang dapat kita ambil diantaranya:

-       Nilai sosial, yaitu hubungan persahabatan yang begitu kental dalam drama tersebut. Seperti saat teman-taman Marni (Cepi, Irna, Audi dan Lala) yang sangat memperdulikan nasib Marni.

-       Nilai moral, yaitu sikap Marni pada ayahnya yang mencerminkan pemberontakan.

-       Nilai estetika, yaitu dari lagu-lagu yang di nyanyikan oleh para tokoh dalam cerita.

-       Nilai religius, yaitu ketika ayah Marni melarang marni untuk berpacaran dengan pria yang berbeda agama.

-       Nilai pendidikan yaitu tampak pada sikap ayah Marni yang sangat protektif dalam pergaulan anaknya supaya Marni mendapatkan yang terbaik.

 

2.4     Langkah-langkah Pembelajaran Drama Aku Vs AyahkuKarya Budi Ros

2.4.1     Langkah Pertama: Informasi dan Konsep Awal

2.4.1.1     Masukan informasi:

Anak-anak, siapa yang tahu Budi Ros? Atau bahkan sudah mengenalnya? Penulis naskah drama Aku Vs Ayahkuadalah Budi Ros. Nama lengkapnya Budi Yuwono.  Beliau lahir di Banjarnegara, Banyumas, Jawa Tengah, 6 Januari 1959. Pendidikannya STM jurusan Listrik (Purwokerto, Jawa Tengah), Institut Kesenian Jakarta Jurusan Sinematografi. 

Budi Ros pernah bercita-cita menjadi atlet atau sastrawan, namun jalan hidupnya justru bermuara sebagai aktor teater. Bergabung dengan Teater Koma atas ajakan Titi Qadarsih pada tahun 1982, sempat menghilang karena mengejar cita-citanya menjadi sastrawan. Namun, tahun 1985 kembali lagi ke Teater Koma hingga sekarang. Bersama Teater Koma, ia mendalami bidang penulisan, seni peran, dan penyutradaraan. Selama 9 tahun tinggal di sanggar Teater Koma di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan (1986-1994). 

Penggemar olahraga bersepada ini, masuk menjadi anggota Teater Koma sejak pementasan Opera Kecoa (1985). Pada pagelaran Teater Koma yang ke 110, Budi Ros terkena giliran berkiprah sebagai sutradara. Lakon tersebut di pentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki pada Mei 2006, dengan lakon Festival TopengFestival Topengberhasil menyabet salah satu penghargaan dalam Sayembara Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta 2005.

Belakangan dia dipercaya sebagai asisten sutradara N. Riantiarno. Sebagai aktor, dia tekun tapi pendiam. Dan sebagai sutradara, dia penyabar. Dia selalu berkeinginan memberikan ruang kreatif yang seluas-luasnya bagi aktor. Dia senantiasa percaya, aktor mampu mengejar apa yang sesungguhnya dia inginkan. 

Sebagai aktor, pengalaman pentasnya sangat bervariasi. Berperan sebagai Macun dalamSampek Engtaydi tahun 1988. Memainkan peran Hanbun, suami ular putih, dalam Opera Ular Putihtahun 1994. Memerankan Semar dalam Semar Gugattahun 1995, Nata Sasmita Picum, Raja Pengemis, dalam Opera Ikan Asintahun 1997, Kala dalam Kalatahun 2001, Romeo dalam Roman Yuliatahun 2002, Tibal dalam Opera Kecoatahun 203 dan Samiaji dalam Republik Togogtahun 2004, Martin dalam Kenapa Leonardo tahun 2008 dan menjadi Petruk dalam Republik Petruktahun 2009. Tahun 2010, pada pementasan produksi ke-119 tahun 2010 Teater Koma, Sie Jin Kwie,pada pementasan produksi ke-122 Teater Koma tahun 2011, Si Jien Kwie Kena Fitnah, dan pada pementasan produksi ke-123 Teater Koma, Sie Jin Kwie Di Negeri Sihir, ia berperan sebagai Dalang.

 

2.4.1.2      Analogi:

Murid-muridku sekalian, ibu ingin bertanya, bagaimana rasanya menjadi salah satu tokoh dalam pementasan drama? Apakah kalian merasa senang atau bahkan merasa bangga menjadi bagian dalam drama tersebut? Apa yang akan kalian lakukan saat menjadi salah satu tokoh dalam drama?

 

2.4.1.3      Upaya Pemfokusan Kembali:

Nah, setelah kalian merasakan menjadi tokoh, apa yang dapat kalian simpulkan dari drama tersebut? Amanat apa yang dapat kita ambil dari drama Aku vs Ayahku.

 

2.4.2     Langkah ke Dua: Penciptaan Jarak dan Pengembangan Konsep

2.4.2.1      Tahap Pengembangan Konsep:

Setelah kita membahas siapa pengarang dari drama Aku vs Ayahku, mari kita sama-sama mengapresiasi karyanya. Apa pendapat murid-murid terhadap drama ini? bagus tidak? Apa kalian mengerti makna yang tersirat dari drama ini?

 

 

 

2.4.2.2      Tahap Penggunaan Analogi Teknik Kempaan

Jika kalian menjadi orang yang kenal atau dekat dengan tokoh dalam drama Aku vs Ayahku, bagaimana tanggapan kalian?Apakah kalian akan mendukung perilaku tokoh atau menentangnya?

2.4.2.3      Tahap Pengajuan Pertanyaan Tugas Analogi

Dari hasil pementasan drama Aku vs Ayahku, apa pendapat kalian mengenai teks drama tersebut?Apakah drama tersebut membekas di hati kalian?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1      Simpulan

 

Drama Aku vs Ayahku kami pilih untuk kami pentaskan karena cerita dalam drama ini sederhana, merupakan persoalan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, persoalan anak yang melakukan protes kepada ayahnya karena hanya ingin didengar pendapatnya. Dengan menampilkan drama ini, kami bisa mengapresiasi lebih dalam naskah-naskah drama yang sudah ada agar terangkat kembali sehingga naskah-naskah tersebut tidak terbengkalai.

 

3.2      Saran

 

Adapun saran dari kami, yaitu sebelum mementaskan naskah drama, sebaiknya berkonsultasi dahulu kepada sang penulis naskah drama tersebut agar tidak adanya kekeliruan baik isi maupun inti dari cerita dari naskah drama tersebut. Agar kita dapat dengan mudah menyimpulkan tema dan segera mementaskan drama tersebut dengan baik dan benar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lakon Remaja

AKU  vs  AYAHKU

Budi Ros

 

 

 

 

 

 

PEMBUKA

 

GONG DUA BERBUNYI.

PARA PEMAIN MUNCUL DARI PINTU MASUK AUDITORIUM, MENUJU PANGGUNG. SEMUA MENYAPA PENONTON DENGAN RAMAH  “ SELAMAT MALAM SEMUA, SELAMAT DATANG … APA KABAR ?. ”

SESAMPAI DI PANGGUNG, PARA PEMAIN MENATA SET DAN PERALATAN LAINNYA. BAGUS, PEMIMPIN MEREKA, MEMBERI KOMANDO BAGAIMANA SET DAN PERALATAN HARUS DI TATA.

KEMUDIAN DARI SALAH SATU SISI PANGGUNG MUNCUL MENEJER PANGGUNG, YANG MEMBERI TAHU BAHWA KOMANDO BAGUS TERNYATA SALAH. SET DAN SEMUA PERALATAN KEMUDIAN DI TATA ULANG SEPERTI PETUNJUK MENEJER PANGGUNG. 

SEMUA PEMAIN TURUT AKTIF MENYIAPKAN  PERALATAN. MENEJER PANGGUNG DIBANTU BAGUS SESEKALI MENGECEK APAKAH SEMUA PERALATAN DITEMPATKAN PADA TEMPATNYA ATAU TIDAK.

MEREKA  MEMERIKSA DARI BEBERAPA SUDUT, KEMUDIAN BEBERAPA KALI MELIHAT ARLOJINYA, DAN KETIKA MENYADARI SUDAH WAKTUNYA PERTUNJUKAN DIMULAI, MENEJER PANGGUNG  BERTANYA PADA PARA PEMAIN

 

MENEJER PANGGUNG  

Bagaimana, sudah siap ?

 

PARA PEMAIN  

Belummm …

 

MENEJER PANGGUNG 

Oke, cepat sedikit kalau begitu.

LALU MENEJER PANGGUNG BERUNDING DENGAN BAGUS. KEMUDIAN MEREKA SEPAKAT, BAGUS MEMULAI PERTUNJUKAN SEMENTARA PANGGUNG DISIAPKAN.

MENEJER PANGGUNG TURUN TANGAN LANGSUNG MEMBANTU PERSIAPAN, IKUT MENGANGKAT SET DAN PERALATAN, BAGUS MEMULAI PERTUNJUKAN.

BAGUS  ( BICARA PADA PENONTON )

Ternyata repot sekali membuat pementasan teater. Tapi jangan kuatir, apa pun yang terjadi pertunjukan akan tetap jalan. Selesai tidak selesai panggung ini ditata, kami akan tetap main. Sebab kami berlatih sudah sangat lama, sekitar 6 bulan. Kami sudah banyak kehilangan waktu, tenaga, dan tentu saja biaya. Sia-sia sekali kalau kami tidak jadi main gara-gara panggung belum beres. Kami pun merasa berdosa pada Anda semua. Jadi jangan kuatir, kami pasti main.

 

Malam ini kami akan membawakan lakon berjudul MARNI versus Ayah,  lakon yang sederhana tapi seru. Seru di sini bukan saja ramai, tapi punya arti lain, yaitu Sedikit Ruwet. Ini lakon tentang pertentangan anak muda dan orang tua, pertentangan pop dan klasik, tradisi dan modern. Pertentangan yang sebetulnya tidak perlu ada. Tapi begitulah, nyatanya pertentangan semacam ini selalu ada, dari waktu ke waktu. Dan gara-gara pertentangan ini, kita semua sering kehabisan waktu. Cinta, kata orang bisa menjadi jawaban semua masalah. Tapi dalam kasus ini, cinta mengakibatkan banyak masalah.

Lihat, apa yang terjadi dengan Marni, tokoh utama lakon ini. Marni !

MARNI  ( MENDEKAT )

Ya …

BAGUS 

Lho, kok cengegesan ? Kamu kan ceritanya lagi patah hati.

MARNI 

Kan belum mulai ?

BAGUS 

Oh, ya. Tapi ini sudah waktunya mulai. Siap dong, aktris harus siap sebelum mulai.

MARNI 

Tapi panggungnya juga belum siap.

BAGUS 

Lho, belum siap juga ? Ya ampun, lama betul. He, menejer panggung, masih lama ?

MENEJER PANGGUNG 

Sebentar lagi. Ngomong aja dulu.

BAGUS 

Eee .. sudah berbusa begini. Bisa keburu pulang nanti penontonnya.

MARNI 

Ya … jangan dong. Para penonton, mohon jangan pulang dulu ya ? Betul, ya ? Kan belum nonton Marni akting. Nanti ada door prize-nya lho.

BAGUS 

Ngawur. Door prize, memangnya infotainment. Sudah, sudah, sana  siap-siap.

( MARNI PERGI )

Maaf. Itu tadi pemeran Marni. Dia ceritanya patah hati melulu. Karena setiap kali Marni jatuh cinta, atau ada pemuda jatuh cinta padanya, babenya selalu melarang. Dan anehnya, sang babe selalu punya alasan yang sama aku sayang sama kamu NAK, jadi aku harus menjagamu.Gile, memangnya cinta itu kejahatan. Atau jangan-jangan babe si Marni ngidam jadi sekuriti. 

MARJUKI 

He, ngomongin gue lu ? Sompret kamu. Berani-beraninya. 

BAGUS 

Siapa ngomongin ? Ini perkenalan tokoh, namanya.   

MARJUKI 

Pakai diperkenalkan segala. Memangnya saya tidak bisa memperkenalkan sendiri tokoh yang saya mainkan ?

BAGUS 

Bisa, bisa. Justru  ini untuk membantu situ. Supaya penonton  lebih jelas, Marjuki itu tokoh macam apa. Soalnya akting situ pas-pasan.

MARJUKI 

Sembarangan !  Saya aktor. Main saya dijamin bagus. Dalam lakon ini Marjuki pun tokoh penting, jelas karakternya. Tidak perlu diperkenalkan.

BAGUS 

Tetap perlu diperkenalkan, kawan. Jangan kata Marjuki, capres juga perlu perkenalan, perlu kampanye. Kalau tidak, nggak akan dapat dukungan publik. Malah ada capres yang  bikin buku dulu sebelum mencalonkan diri. Mereka membangun imej yang hebat-hebat tentang dirinya. Padahal, begitu jadi presiden, sami mawon.

MARJUKI 

Sudah jangan ngelantur.

BAGUS 

Saya bukan ngelantur, saya bicara fakta. Eh, tahu tidak bedanya capres dengan aktor ?

MARJUKI 

Tahu. Mereka harus sama-sama jago akting. 

BAGUS 

Pinter. Sekarang bedanya aktor dengan Presiden ?

MARJUKI 

Aktor menjalankan amanat lakon. Presiden menjalankan amanat rakyat.

BAGUS 

Betul. Terus ? Kenyataannya,  presiden menjalankan amanat rakyat tidak ?

MARJUKI 

Itu pertanyaan saya juga.Sudah ah, kamu ngelantur lagi.

BAGUS 

Ini juga bagian dari amanat. Kita semua masing-masing punya tugas, misi atau amanat. Marjuki, dalam lakon ini punya tugas sebagai tokoh antagonis atau si jahat. Dalam kehidupan nyata, orang tua seperti Marjuki, tidak boleh begitu. Orang tua harus ngemong anak. Harus mengerti kemauan anak. Bukan main larang. Apalagi dalam urusan cinta. 

BAGUS  ( MENYANYI )

CINTA ADALAH ANUGERAH ALAM

ANUGERAH SANG PENCIPTA

JANGAN COBA DIKEKANG

APALAGI DILARANG

 

BIARKAN CINTA TUMBUH

MENGIKUTI ATURAN ALAM

BIARKAN ANAK MERDEKA

MEMILIH JALAN

 

(PARA PEMAIN SUDAH SELESAI MENATA PANGGUNG KEMUDIAN IKUT MENYANYI)

            TAPI PARA ORANG TUA

SELALU PUNYA SENJATA

            DAN KAMI TERKAPAR TAK BERDAYA

            “ JANGAN INI JANGAN ITU ”, KATA MEREKA SELALU

( SEMUA PEMAIN UNDUR DIRI, KECUALI MARNI DAN AYAHNYA)

LAMPU BERUBAH

ADEGAN SATU

BERANDA DEPAN RUMAH MARJUKI. SIANG.

SETELAH MENGGAMBARI SELURUH TEMBOK RUMAH, MARNI MENGGAMBARI LANTAI. ITULAH UNGKAPAN PROTES MARNI KEPADA SANG AYAH, SEBAB SELALU DILARANG PACARAN.

SEBELUMNYA, MARNI PROTES DENGAN CARA MOGOK BICARA SEMINGGU. SEBELUMNYA LAGI, IA MOGOK MAKAN DAN TIDAK KELUAR KAMAR 3 HARI TIGA MALAM. MARJUKI BARU DATANG DARI KELURAHAN, KAGET MELIHAT AKSI MARNI. 

MARJUKI 

Ya, ampun. Protes  model apa  lagi ini Marni ? Masa, seluruh rumah digambari begini ? Aduh … aduuhh … gambar apa pula ini ? ( MEMANDANG LEBIH SEKSAMA )Ya ampun, Marni .. Marni … saya pikir protes kamu sudah cukup. Tujuh hari mogok bicara, 3 hari 3 malam mogok makan dan tidak keluar kamar, eh masih ada lagi. Seluruh rumah digambari begini. Lukisan abstrak lagi. Soal protes dengan cara yang lain-lain itu, okelah. Ayah  bisa terima. Tapi lukisan abstrak ini, saya keberatan. Melukis itu ada aturannya. Pertama orang harus melukis realisme, surealisme, kemudian yang lain-lainnya, baru abstrak. 

MARNI 

Itu kuno.

MARJUKI 

Apa salahnya kuno kalau  baik ?

MARNI 

Apa salahnya modern kalau juga baik ?

MARJUKI 

Sudahlah Marni, jangan ajak ayah berdebat. Capek.

MARNI 

Marni juga capek, makanya kemaren seminggu diam.

MARJUKI 

Marni, sekali lagi ayah tegaskan. Ayah tidak melarang kamu pacaran. Ayah hanya tidak setuju dengan caramu. Kamu pacaran tidak kenal waktu. Pagi, siang, sore, malam. Itu satu. Kedua, ayah ingin kamu benar-benar memilih pemuda yang cocok.

MARNI 

Itu sama saja dengan melarang.

MARJUKI 

Lain, Marni. Beda.

MARNI 

Sama !

MARJUKI 

Mmm  … berdebat lagi.

MARNI 

Dulu, ayah melarang Marni dekat sama Ongky. “ Jangan yang beda agama ” kata ayah. Lalu Marni dekat sama Taufik, ayah juga melarang. “ Jangan dengan anak pejabat. Miskin tidak pantas, kaya disangka KKN ” begitu. 

Sekarang, Marni dekat sama Anto, jelas dia anak baik,  se-iman, bukan anak pejabat. Apa lagi? Apa ayah  tidak ada kata lain selain “ jangan ” ?

MARJUKI 

Siapa rela punya anak pacaran sama pengangguran ?

MARNI 

Siapa bilang dia pengangguran ? Dia sekolah ayah.

MARJUKI 

Kalau sekolah ngapain  tiap pagi mondar-mandir naik motor ?

MARNI 

Pagi dia  ngojek.

MARJUKI 

Kapan sekolahnya ?

MARNI 

Anto Masuk siang.

MARJUKI 

Kalau sekolah siang kenapa malam-malam sering datang ke sini ? Habis sekolah mustinya pulang ke rumah, bukan main ke sini.  

MARNI 

Malam dia narik angkot ayah. Kalau lagi sepi, atau angkotnya dibawa orang lain baru main. Kan tidak tiap malam Anto ke sini ? 

MARJUKI 

O, supir tembak ? Ampun Marni, apa yang bisa diharap dari tukang ojek dan sopir tembak ? 

MARNI 

Jangan kuatir. Dia punya cita-cita tinggi, punya platform !  

MARJUKI 

Syarat yang diperlukan sebagai calon suami adalah hidup mapan, punya pekerjaan tetap, penghasilan cukup, dan sayang sama kamu. 

MARNI 

Itu pendapat kuno.

MARJUKI 

Biar kuno kalau baik apa salahnya ?

MARNI 

Biar modern kalau baik juga apa salahnya ?

MARJUKI 

Jangan mengajak berdebat Marni. Capek !

MARNI 

Saya juga capek dan tidak ada waktu. Masih banyak yang harus Marni kerjakan. Seluruh rumah harus saya lukis. Tapi catnya kurang. Permisi dulu. Saya mau beli cat.  ( PERGI )

MARJUKI 

Duh, aduh …              ( MENYANYI )

                                    AMPUN … AMPUN …

                                    SUNGGUH-SUNGGUH MINTA AMPUN

                                    PUNYA ANAK GADIS PUBER SEMATA WAYANG

                                    REPOTNYA BUKAN KEPALANG

                                    MAU DIKASIH KEBEBASAN

                                    TAKUT JADI SALAH JALAN

                                    TAPI KALAU DILARANG

                                    BIKIN GEGERAN SIANG MALAM

                                    AMPUN, AMPUN …!

LAMPU BERUBAH

ADEGAN DUA

AULA SEBUAH SMU. SIANG.

PARA SISWI / SISWA SEDANG ESKUL MENARI. MEREKA BERGERAK TANPA PENGHAYATAN. IBU WIWIK MEMBERI PENGARAHAN.

IBU WIWIK 

Coba perhatikan semua. Irna, Audi, Lala, semua tenang dulu sebentar. 

( SETELAH SEMUA TENANG )  

Perhatikan ya. Menari itu bukan asal bergerak. Tapi bergeraklah dengan perasaan, dengan emosi atau greget. Tanpa dibarengi perasaan, tarian kalian tidak akan menarik. Hambar, kosong. Seperti robot ! Dan penonton akan cepat bosan, lalu pulang. Menyedihkan. Tontonan yang ditinggalkan penonton sebelum waktunya adalah tontonan yang sangat menyedihkan.

Sekarang coba lagi dari awal. Coba pakai musik. Ibu mau ke toilet. Irna, pimpin teman-teman, ya. ( PERGI )

IRNA 

Baik, bu. Yuk, teman-teman. Langsung ya ?

LALA 

Istirahat dulu dong. 

AUDI 

Heeh, BT nih. 

YANG LAIN  

Ya. Pegel juga ya ? 

AUDI 

Neyesel juga milih tari tradisi. Mana gerakannya lambaaattt … jawa banget deh !

YANG LAIN   

Ember …

IRNA 

Siapa yang dulu ngotot milih tari tradisi ?

AUDI 

Eh, bukan gue lagi. Keputusan bersama kan ?

LALA 

Ya. Tapi provokatornya kamu. Lala bilang modern dance aja. eh, kamu ngotot.

AUDI 

Gara-gara ibuku juga sih. Tradisi, tradisi aja, supaya kamu kenal tradisi. Tahunya pegeeelll. Gerakannya lambaaatttt … pantes  Marni nggak mau ikut. 

( MARNI MENDADAK MUNCUL )

MARNI 

Heh, latihan yang bener. Jangan mengeluh.

SEMUA 

Eh, nongol dia. 

LALA 

Heh, katanya masih mogok sekolah. Kok nongol ?

MARNI 

Aku cuma mampir, habis beli cat.

AUDI 

Mau  ngecat rumah ? Wah, mau hajatan rupanya ? Orang tua Anto mau melamar ?

MARNI 

Gila ! Tapi betul teman-teman, aku punya hajatan. Kalian harus datang, ya ? 

IRNA 

Acara apa dong, yang jelas ?

MARNI 

Datang saja, pokoknya seru. Ini acara kejutan, jadi sengaja tidak pakai penjelasan. Datang dan bawa makanan apa saja, kueh kek, rujak kek. Apa saja, soalnya aku nggak sempat masak. Kabarkan ke yang lain ya ?  Dah ..( PERGI )

AUDI 

Acara apa sih ?

SEMUA 

Mana tahu.

ADEGAN TIGA

DI SEBUAH TEMPAT. MALAM.

ANTO SENDIRIAN, HATINYA GUNDAH.

ANTO  ( MENYANYI )

            … DUDUDUDU … DUDU .. DUDUDU .. DU …

            HUHU .. HUHU . HUHU … YEHE .. HEHE ……

            SIAPA BILANG CINTA INDAH UNTUK DIKENANG

            DUDUDU … DUDU .. DUDU .. DUDU …

            YEYEYEYEY … YEY .. YEY .. YEYE ….

( CEPI,DATANG DIAM-DIAM. NIMBRUNG NYANYI )

UNTUK DIKENANG SIAPA BILANG CINTA INDAH 

            CINTA INDAH SIAPA BILANG UNTUK DIKENANG

            DIKENANG  UNTUK SIAPA CINTA INDAH BILANG

CEPI  ( MENYANYI )

SIAPA SANGKA, CINTA MARNI BIKIN PATAH HATI

            SIAPA SANGKA, CINTA MARNI DILARANG PAK MARJUKI

ANTO 

Setan kamu !

CEPI 

Tenang kawan, tenang. Harap tenang. Semua aman terkendali, karena ada Cepi. Kamu ingat kan ? Bayu, Agus, Edo, Tyas, Audi, Lala, Irna, semua pernah punya masalah dalam urusan cinta. Tapi begitu Cepi datang, semua masalah selesai. Jadi harap sabar, tenang. 

ANTO 

Memang siapa yang ribut ?

CEPI 

Sekarang aku sedang berpikir, bagaimana supaya ayah Marni bisa menerima kamu. Tapi sebelumnya dengar kataku. Ini penting dan perlu diketahui semua orang. Ini ilmu kuno, tapi manjur. Sayang orang sering melupakan. 

Begini, dalam hidup ini ada dua hal yang harus diingat suksesatau gagalMenang atau kalah.  Untungatau buntungSenangatau sedih.Bahagiaatau sengsara. Dalam urusan cinta, juga hanya ada dua kemungkinan diterimaatau ditolak.Jadi tenanglah.

ANTO 

Memang siapa yang ribut ?

CEPI 

Kalau cinta diterima, kita memang bahagia. Tapi sebetulnya ada sejuta resiko menunggu. Kamu harus apel setiap malam Minggu, harus datang tepat waktu, harus berpikir baju dan parfum apa yang pantas dipakai, punya uang saku, dan hadiah apa yang pantas diberikan pada saat si dia merayakan ulang tahun. 

ANTO 

Memang siapa yang bikin aturan begitu ?

CEPI 

Itu baru tahap-tahap awal. Tahap berikutnya, lebih repot. Kamu harus datang silaturahmi pada kakek-neneknya, pada para om dan tentenya waktu mereka hajatan, harus datang waktu sepupu-sepupu dia kawin, atau ultah dan semacamnya.

ANTO 

Siapa yang bikin aturan begitu ?

CEPI 

Pada tahap yang paling serius, waktu kamu sudah nikah dengan dia misalnya, kamu akan dibilang orang paling sombong dalam keluarga mereka, hanya gara-gara  tidak datang waktu mereka bikin acara arisan keluarga.Bayangkan, arisan keluarga, acara paling membosankan di dunia  pun kamu harus datang. Itulah resiko kalau cinta kita diterima seorang gadis. Jadi ditolak, sebetulnya lebih bagus.

( ANTO TERTAWA )

CEPI 

Kenapa tertawa ?

ANTO 

Kamu penyitir yang hebat.

CEPI 

Maksudnya ?

ANTO 

Kamu menyitir buku “ Enaknya Hidup Membujang ”kan ?

CEPI 

Kok tahu ?

ANTO 

Yang nulis buku itu pamanku. Aku sudah baca sebelum buku itu dicetak. Aku pikir cuma aku yang hafal luar kepala, ternyata kamu lebih hafal lagi. Kapan kamu baca buku itu, tadi siang ya ?

CEPI 

Bukan. Tadi sebelum ke sini.

ANTO 

Pantes, hafal sampai titik komanya. 

Tapi maaf Cepi, aku tidak sepakat dengan buku itu. Ogah aku jombloseumur hidup. Aku  betul-betul sayang  sama  Marni, dan  ingin  suatu saat  hidup bersamanya. Bisa tidak  bisa, harus  bisa. Apa pun  rintangan  yang menghadang,  akan  kuterjang. ( PERGI )

CEPI 

Anto, tunggu. Anto ! Busyet, Romeo sekali.  

( MENYUSUL ANTO )

LAMPU BERUBAH

ADEGAN EMPAT

RUMAH MARJUKI. SIANG

IRNA, AUDI, LALA DAN BEBERAPA TEMAN MARNI DATANG.

MEREKA SEMUA LANGSUNG MENGAGUMI LUKISAN MARNI.

MARJUKI MENEMUI MEREKA, MARNI TIDAK DI RUMAH.

MARJUKI 

Silahkan, silahkan masuk semua. 

SEMUA 

Terimakasih …

AUDI 

Marni pergi jam berapa, om ?

MARJUKI 

Sekitar jam 8 mungkin. Buru-buru rupanya, malah tidak pamit. Kapan Marni menyampaikan undangan dan bilang ada hajatan ?

AUDI 

Kemarin. Marni mampir ke sekolah. 

IRNA 

Marni bilang, acara kejutan. Jadi tidak pakai penjelasan acaranya apa.

LALA 

Ya. Keliatannya kemaren dia buru-buru sekali. Habis beli cat dan banyak pekerjaan di rumah. Dia juga pesan supaya kami bawa makanan. Marni tidak akan sempat masak katanya. Ini om, kami bawa jajan pasar.

MARJUKI 

O, begitu ya ?  Ya .. ya.. Terimakasih .. terimakasih. Mungkin yang Marni maksud acara kejutan ya ini, lukisan-lukisan yang memenuhi rumah ini. Sebab setahu saya tidak ada kejutan lain.  Kami pun tidak punya hajatan apa-apa. Jadi silahkan menikmati lukisan-lukisan ini. 

( SEMUA LANGSUNG MENGAGUMI LUKISAN MARNI )

AUDI 

Ini semua Marni yang melukis om ?

MARJUKI 

Ya, Marni semua.

IRNA 

Luar biasa. Sangat berbakat.

LALA 

Fantastis !

IRNA 

Di mana Marni belajar melukis om ? Setahu saya, di sekolah Marni tidak pernah belajar. 

MARJUKI 

Saya juga kurang tahu. Sejak kanak-kanak Marni lebih tertarik menari atau menyanyi.

AUDI 

Apa ini yang dikerjakan Marni selama seminggu lebih tidak masuk sekolah ?

MARJUKI 

Marni mengerjakan ini hanya sehari semalam.

SEMUA 

Oh … luar biasa.

IRNA 

Sangat luar biasa ! ( BEBERAPA SAAT DIAM )

Om, ada apa sebetulnya dengan Marni ?

LALA 

Apa dia sedang jatuh cinta  dan ... 

AUDI 

 .. .dan om melarangnya ?

MARJUKI 

Saya tidak pernah melarang. Saya hanya meminta Marni memilih pemuda yang tepat dan jangan pacaran sembarang waktu. Jangan sampai pacaran mengganggu jam belajar. Itu kan tuntutan umum setiap orang tua ?  

 IRNA 

Mungkin cara om meminta pada Marni terlalu keras, dan …

LALA 

.. dan Marni terluka hatinya. 

IRNA 

Ya, terluka hatinya. Lihat om, lihat semua lukisan itu. Saya bisa menangkap, luka hati yang sangat, sangat  …

AUDI 

… sangat dalam ….

IRNA 

Maaf om, sebagai orang tua om tentu lebih tahu bagaimana menyayangi anak. 

Tapi sebagai anak, kami-kamilah yang lebih tahu apa yang kami butuhkan dari orang tua. ( PADA AUDI )  Bukan begitu ? 

MARJUKI 

Mungkin begitu …

AUDI 

Lihat om, lihat lukisan yang sebelah sini. 

MARJUKI 

Ya, saya lihat.

AUDI 

Om lihat warna putih yang menggumpal seperti awan ?

MARJUKI 

Ya.

AUDI 

Apa yang om rasakan waktu melihat gumpalan warna putih itu ?

MARJUKI  ( BINGUNG )

Ee … e ..

AUDI 

Saya merasakan hati pelukisnya yang tengah kosong, hilang harapan, hampa. 

LALA 

Mungkin, waktu Marni melukis itu, darahnya tengah berhenti mengalir, karena kepedihan yang sangat.

IRNA 

Bisa jadi hati Marni serasa terbang ke awan, sebab bumi tempatnya berpijak tidak memberi harapan apa-apa.

AUDI 

Om lihat, warna hitam di lantai sebelah sini ?

MARJUKI 

Yang mirip gua karang bolong ?

AUDI 

Ya. Apa yang timbul dalam imajinasi om memandang lukisan ini ? 

MARJUKI  ( BINGUNG )

Ya .. ada semacam ..

IRNA 

Saya merasakan masa depan yang suram, gelap ..

LALA 

Seperti masuk  sumur tanpa dasar.

AUDI 

Persis ! 

IRNA 

Mungkin sebaiknya om bicara dengan Marni, tanyakan apa yang terjadi. Semua lukisan ini adalah isyarat yang sangat jelas, hati Marni sedang kacau. Mungkin ada keinginan terpendam yang tidak kesampaian. Kalau saya jadi om, saya akan kabulkan apa pun keinginan Marni. 

LALA 

Ya, om harus bicara dan mengabulkan keinginannya.

IRNA & AUDI 

Harus.  

MARJUKI  ( RAGU-RAGU )

Ya, ya, soal bicara dengan Marni saya rasa itu usulan yang baik. Dan saya sudah sering mencoba. Tapi kalau soal mengabulkan keinginan Marni, harus saya timbang-timbang dulu. Dan, maaf ya, anu, saya ada rapat RT di kelurahan. Saya sudah terlambat. Saya kan ketua RT paling senior di kampung ini, jadi malu kalau terlambat. Apa kalian mau menunggu Marni pulang, atau bagaimana ? 

AUDI  ( BINGUNG ) 

Mungkin …

IRNA  ( BINGUNG JUGA )

Mungkin sebaiknya kami pulang. 

LALA 

Ya. Nanti kami datang lagi kapan-kapan. 

YANG LAIN 

Salam buat Marni ya om. 

IRNA 

Sampaikan pada Marni, kami gembira sekaligus sedih atas acara kejutan ini.

MARJUKI 

Ya, ya … saya sampikan nanti. 

( TEMAN-TEMAN MARNI PERGI )

MARJUKI  

Kurang ajar. Berani-beraninya kasih nasehat sama saya. Apa  hak mereka menyuruh saya menuruti apa saja kemauan anak saya ? Sok pintar. Aku susah payah membiayai anakku, aku punya hak atas masa depan anakku. Ini pasti akal-akalannya si Marni sama si Anto.

MARNI  ( MUNCUL DARI DALAM )

Jangan menuduh sembarangan, ayah. Aku tidak tahu apa-apa. Apa lagi Anto. Semua yang mereka lakukan tadi, adalah isnisiatif mereka sendiri. Aku sudah mencegah tapi mereka ngotot. Itu sebabnya aku pergi. 

MARJUKI 

Mereka datang atas undanganmu kan ?

MARNI 

Aku memang mengundang mereka, tapi sekedar untuk ngobrol dan pamitan. Aku mau jadi TKI ke luar negeri. Itu protesku selanjutnya pada ayah. Dan aku akan terus protes sampai ayah mengijinkan aku pacaran sama Anto.

MARJUKI 

O, begitu ? Jadi kamu pikir dengan protes keras ayah akan mengijinkan ?

MARNI 

Tentu ada syarat lain. Aku harus mandiri. Dengan bekerja aku punya uang. Dengan uang aku bisa menentukan masa depanku sendiri. Selamanya anak akan kalah suara, kalau anak masih tergantung sama uang orang tua.

MARJUKI 

Stop Marni ! Itu pikiran yang dangkal.

MARNI 

Kita tidak perlu berdebat ayah. Aku pergi dulu, banyak urusan. ( PERGI )

MARJUKI 

Marni …  MENGEJAR MARNI )

LAMPU PADAM

ADEGAN LIMA

SEBUAH TEMPAT. MALAM.

ANTO SEDANG DIBUJUK CEPI UNTUK SEGERA MENEMUI MARNI

CEPI 

Aku serius Anto. Kamu harus ke rumah Marni. Kamu akan menyesal kalau Marni keburu pergi.

ANTO 

Kalau memang mau pergi masa dia tidak kasih tahu aku ?

CEPI 

Mungkin belum sempat kasih tahu.

ANTO 

Dari mana kamu dapat berita itu ?

CEPI 

Irna, Audi, Lala, semua sudah tahu. 

ANTO 

Kalau dia sempat kasih tahu semua orang masa saya tidak dikasih tahu ?

CEPI 

Mungkin  belum sempat, makanya datang supaya tahu. Cari berita, jangan pasif.

ANTO 

Barangkali memang sengaja tidak mau kasih tahu. Sudah tidak peduli sama aku.

CEPI 

Aku tahu sifat  Marni. Tidak mungkin dia begitu.

ANTO 

Nyatanya dia begitu.

CEPI 

Tidak mungkin Anto. Aku yakin ini soal waktu. Mungkin dia menunggu waktu yang  tepat untuk bicara sama kamu. Kalian kan lama tidak saling ketemu. Biasanya kamu datang ke rumah Marni, sekarang tidak. Biasanya kalian jalan bareng, sekarang tidak. Marni juga lama tidak masuk sekolah. 

ANTO 

Memang tidak bisa telpon ?

CEPI 

Telpon ke mana ? Kamu HP tidak ada, di rumah jarang.

ANTO 

Jelas, dia sudah berubah. Tidak sayang aku lagi.

CEPI 

Dari pada mengambil kesimpulan buru-buru dan salah, lebih baik kamu buru-buru ke rumah Marni dan semuanya jadi jelas. Tidak ada yang salah terima, tidak ada yang sakit hati. Ayo, kita ke sana. Aku siap menemani. 

ANTO 

Kalau ayahnya mengusir kita bagimana ? Aku trauma pernah diusir.

CEPI 

Diusir kita pergi. Dimarahi kita diam. Disuguhi kita makan.

ANTO 

Kamu bisa bilang begitu, coba kamu jadi aku.

CEPI 

Kalau aku jadi kamu, tidak akan pernah diusir. Malah ayah Marni yang akan kubikin mencari-cari aku. 

ANTO 

Bagaimana caranya ?

CEPI 

Anak gadisnya kita buntingin !

ANTO 

Ngaco ! 

CEPI 

Ayo berangkat. Ambil motormu dong.

ANTO 

Jalan kaki saja. Knalpotnya tambah bocor, berisik sekali. Ayah Marni paling benci mendengar bunyi motorku. 

CEPI 

Ya sudah. Ayo !

ANTO 

Kamu jalan di depan, aku di belakang.

CEPI 

Aduh. Begitu amat. Seberapa trauma sih ?

( CEPI JALAN, ANTO MENGIKUTI DI BELAKANGNYA )

ANTO  ( BERHENTI )

Tunggu Cepi. Bagaimana kalau Marni tidak mau menemui kita ? 

CEPI 

Gampang, ingat saja nasehat buku “ Enaknya Hidup Membujang ”. Oke ?

ANTO 

Tidak. Lebih baik aku pulang. ( PERGI )

CEPI

Ampun  … Anto, Anto ! Kenapa kamu jadi pengecut begitu sih ? Anto ! Ampuuunn.

( ANTO TERUS JALAN, CEPI MENGIKUTI )

LAMPU BERUBAH

ADEGAN ENAM

TAMAN DEKAT SEKOLAH.  SORE.

MARNI DIBUJUK TEMAN-TEMANNYA SUPAYA JANGAN PERGI.

INTRO MUSIK

AUDI  

Jangan Marni, jangan pergi. Pergi tidak akan menyelesaikan masalah.

IRNA 

Justru kamu akan bikin masalah baru.

LALA 

Jadi TKI itu tidak gampang Marni. Kamu akan banyak kesulitan. 

IRNA 

Sebaiknya kamu segera masuk sekolah. Sebentar lagi kita ujian, tahun depan kita harus kuliah. Lupakan keinginan konyol itu. 

SEMUA 

Lupakan … Marni !

MARNI          ( MENYANYI )

                        AKU HARUS PERGI

                        RUMAH TAK LAGI MEMBERIKU KEDAMAIAN

                        SEBAB AKU DAN AYAH TAK PERNAH SEPAHAM

                        CINTA PEMUDA YANG KUDAMBAKAN 

                        SELALU LEPAS DARI GENGGAMAN

AUDI 

Bersabarlah, Marni. Kita masih banyak kesempatan. Waktu berjalan, sikap ayahmu pasti berubah.

IRNA 

Orang seusia kita selalu diangap masih kanak-kanak. Dianggap belum waktunya pacaran.

LALA 

Memang menjengkelkan, tapi di mana-mana selalu begitu.

MARNI          ( MENYANYI )

                        AKU TAK MAU BEGITU

                        MASA DEPANKU ADALAH MILIKKU

                        URUSAN CINTA HARUS KITA YANG MENENTUKAN

IRNA 

Tapi ayahmu bilang tidak melarangmu pacaran. Dia hanya minta kamu memilih pemuda yang tepat, dan jangan sampai pacaran mengganggu belajar.

MARNI          ( MENYANYI )

                        ITU SAMA DENGAN MELARANG

Ayahku bahkan pernah mengusir Anto. Gara-garanya sangat sepele. Suara berisik knalpot motor Anto yang bocor. Padahal ada banyak suara knalpot motor yang lebih berisik lewat  di depan rumah. Itu tidak adil. 

AUDI 

Tapi semua pacar-pacar kita pernah ada masalah dengan orang tua kita. Semua pernah diperlakukan tidak adil.  Hubungan kalian pasti akan membaik.

MARNI 

Ketidakadilan harus diperjuangkan, kawan. Sebab ia tidak datang dari langit. Hubungan bisa saja membaik, tapi pasti ada prinsip dan hak-hak yang dilanggar. Ada yang menindas dan tertindas. Dan itu tidak baik. 

LALA 

Tapi kami tetap tidak rela kamu pergi Marni. Apa lagi pergi ke luar negeri untuk jadi TKI.

IRNA 

Ya. Omonganmu yang pintar tadi membuktikan kamu tidak pantas jadi TKI. Kamu harus lulus SMU dan kuliah. 

MARNI 

Soal ke luar negeri dan jadi TKI, bisa jadi aku memang asal bicara. Yang  jelas aku harus pergi dari rumah. Mungkin itu protes yang mempan buat ayahku.

AUDI 

Itu lebih baik Marni. Kamu bisa tinggal di rumahku. Soal biaya sekolah, jangan kuatir. Ayahku pasti mau bantu.

LALA 

Ayahku juga pasti mau bantu. Tapi kamu harus tinggal bergiliran di rumah kami bertiga dong, supaya adil.

IRNA 

Ya. Aku setuju. 

AUDI 

Kalau kamu tidak ke luar negeri, pacaran sama Anto tetap berjalan lancar. Hidup backstreet !

MARNI 

Tunggu. Kalian jangan salah ngerti. Aku pergi dari rumah bukan semata-mata protes. 

Tapi juga bermaksud mandiri. Supaya aku tidak tergantung siapa-siapa. Supaya aku merdeka menentukan masa depan.  Tinggal di rumah kalian jelas bukan pilihan yang tepat. Aku tetap jadi tanggungan orang.  

AUDI 

Itu tidak masalah Marni. Kami ikhlas membantumu. Itulah gunanya sahabat.

LALA 

Yang penting kamu tetap bisa sekolah. 

MARNI 

Prioritas utamaku sekarang cari kerja supaya bisa membiayai hidupku sendiri.

Sekolah aku pikirkan belakangan. Soal pacaran dengan Anto, aku sendiri tidak yakin tetap bisa jalan. Sejak diusir ayahku, dia tidak pernah muncul lagi. Dia ternyata pengecut. Tapi terimakasih  atas iktikad baik kalian. Selamat sore, aku pergi dulu. Ada perlu. ( PERGI )

IRNA 

Marni, tunggu. Marni !

LALA & AUDI 

Marniii …

AUDI 

Bagaimana sih dia ?

IRNA 

Kok kepala batu banget ?

LALA 

Memang kepala batu dari sononya.

( CEPI MUNCUL BERGEGAS )

CEPI 

He, lihat Marni ?

AUDI 

Baru pergi. 

CEPI 

Anto ?

AUDI 

Nggak. Sudah lama nggak lihat Anto. Bukannya dia jarang masuk sekarang ?

CEPI  

Memang.

IRNA 

Ada apa ?

CEPI 

Mungkin cuma Anto yang bisa membujuk Marni tidak kabur ke luar negeri. 

Kemaren aku bicara sama Anto supaya dia datang menemui Marni, tapi gagal. Malah Anto ngambek. Merasa tidak dipamiti. Memang  Marni belum pamit sama Anto, ya ?.

IRNA 

Kelihatannya begitu. Marni juga ngambek karena Anto tidak pernah datang lagi sejak dimarahi ayahnya.

CEPI 

Begitu ? Wah, tambah ruwet dong. Terus bagimana ini ?

IRNA 

Bagaimana, bagaimana ? Kita juga tidak tahu bagaimana. 

( MENDADAK TERFIKIR )Cepi, bagaimana kalau kita bagi tugas ?

Begini, coba temui Marni …

CEPI 

Saya tadi ke rumah dia, tapi tidak ada …

LALA 

Tadi dia di sini …

IRNA 

Temui Marni, bujuk supaya ketemuan sama Anto. Saya, kami bertiga ini, membujuk Anto supaya ketemuan sama Marni. Bagaimana ?

CEPI 

Tapi Anto sudah dibilangin juga bandel.

IRNA 

Kamu jangan ikutan bandel. Kita berbagi tugas, setuju ? Oke ?

CEPI 

Oke.

LAMPU BERUBAH.

ADEGAN TUJUH

TAMAN YANG SAMA, BEBERAPA HARI KEMUDIAN. SORE.

MARNI BERTEMU ANTO. MARNI SUDAH LAMA MENUNGGU, DUDUK DIAM-DIAM. ANTO DATANG KEMUDIAN, JUGA DIAM-DIAM.

MARNI

Aku  kira tidak datang …

ANTO 

Aku kira kamu juga tidak datang …

( BEBERAPA SAAT ANTO SALAH TINGKAH. MAU DUDUK DI SEBELAH MARNI TAPI RAGU. AKHIRNYA IA DUDUK JUGA, TAPI AGAK JAUH. SUASANANYA SUNGGUH KAKU )

ANTO 

Kamu mau pergi untuk menghindari aku kan ?

MARNI 

Kamu tidak pernah datang ke rumah lagi, kenapa ? 

ANTO 

Supaya ayahmu tenang, karena tidak ada suara knalpot motor yang berisik. 

MARNI 

Bijaksana sekali …

ANTO 

Aku harus tahu diri. Aku kan cuma tukang ojek dan sopir tembak. Jangan kata pacaran sama kamu, datang ke  rumahmu pun aku tidak pantas.  

MARNI 

Oo … jadi begitu cara berpikirmu ? Kalau begitu kamu lebih cocok jadi anak ayahku, dan memang tidak pantas jadi pacarku. Maaf … selamat tinggal ! ( PERGI )

ANTO   ( KAGET )

Marni .. Marni … 

( MARNI BALIK LAGI )

MARNI 

Maaf, saya tidak ada urusan sama tukang ojek. ( MAU PERGI LAGI TAPI ANTO MENAHANNYA )

ANTO 

Maaf Marni, aku tidak bermaksud membuat kamu marah.

MARNI 

Kamu sudah membuat aku marah.

ANTO 

Maaf. Aku tidak akan membuat kamu marah lagi. Maaf. 

MARNI 

Katakan dengan jujur, kenapa lama tidak datang ? ( LAMA TIDAK MENJAWAB )Katakan ! Kamu takut sama ayahku ? Aku benci orang yang pengecut Anto. Aku yakin kamu juga benci orang semacam itu. Jadi salahkan dirimu sendiri, jangan  menyalahkan aku. Aku mau pergi dari rumah, tujuanku jelas. Aku protes keras pada ayahku karena dia berlaku tidak adil pada kita. Jelas ?

ANTO 

Kamu betul, aku pengecut.. 

MARNI 

Bagus kalau kamu sadar. Tapi kenapa harus berlaku pengecut ? Kamu tidak salah apa-apa sama ayahku. Pacaran juga bukan kejahatan. Yang penting kita tahu batas. 

ANTO 

Ya. Tapi mungkin ayahmu betul. Kamu harus memilih pemuda yang tepat. Dan itu bukan aku.

MARNI 

Stop ! Jangan mulai lagi Anto. Selain benci pengecut, aku juga benci orang rendah diri. Dulu kamu begitu percaya diri dengan semua yang kamu kerjakan. Kamu punya cita-cita dan berjuang keras untuk meraihnya. Itu kelebihan kamu. Itu juga yamg membuat aku … sayang  … sama kamu. Jadi tolong jangan berubah. 

ANTO  

Kamu  .. betul-betul sayang sama aku ?

MARNI  ( MALU )

Ah, pakai nanya lagi.

ANTO 

Tapi nilaiku jeblok. Aku banyak narik dan bolos sekolah. Aku kuatir tidak lulus.

MARNI 

Belum terlambat untuk mengejar ketinggalan.

ANTO 

Biaya kuliah makin mahal, apa aku sanggup ?

MARNI 

Pasti sanggup. Kamu pekerja keras. Kalau perlu kamu bisa kerja yang lain, yang penghasilannya lebih banyak.

ANTO 

Tapi ngojek pekerjaan bersejarah, Marni. Itu kan yang mempertemukan kita ? 

MARNI 

Ya. Suara knalpot motormu yang berisik membuat aku selalu menengok setiap kamu lewat di depan rumah.

ANTO 

Ya. Dan kamu bilang pada teman-temanmu, aku tukang ojek paling keren. 

MARNI 

Yang jelas kamu berbeda. Tukang ojek lain kalau nunggu penumpang main gaple, kamu bikin PR. Tukang ojek lain selalu siap dengan uang kembalian, kamu tidak. Tukang ojek lain siap menerima uang tip, kamu malu-malu.

ANTO 

Sekarang aku tidak malu, supaya cicilan motor cepat lunas.

MARNI 

Eh, berapa utangku ? 

ANTO  

Utang apa ?

MARNI 

Langganan ngojek sama kamu.

ANTO  

Simpan saja uangmu. Aku lagi tidak butuh.

MARNI

Yang kamu butuh apa dong ?

ANTO 

Pakai tanya lagi. Kita kan lama nggak ketemu ? 

Marni. ( MEMEGANG TANGAN MARNI )

MARNI  ( MALU )

Apa sih ?

ANTO 

Soal pergi ke luar negeri, kamu tidak sungguh-sungguh kan ?

MARNI 

Tidak tahu. Yang jelas, aku harus pergi dari rumah. Aku tidak tahan, ayahku betul-betul kelewatan. Tidak adil. ( MENANGIS )Aku harus protes. Harus ! Sampai ..

ANTO 

Setuju, boleh saja protes. Tapi kan bisa dengan cara lain. Pergi dari rumah, bukan cara yang tepat. Nanti semuanya jadi kacau. 

( MARNI TERUS MENANGIS. ANTO MENENANGKAN ) 

Tunggu, tenang dulu. Tenang Marni. Dengar. ( MARNI DIAM )

Bagaimanapun, rumah adalah tempat terbaik untuk memulai segala rencana, segala cita-cita. Dan orang tua, segalak apa pun, tetap sayang sama anak. 

MARNI 

Sok tahu, ah !

ANTO 

Aku tidak sok tahu, Marni. Tapi memang tahu. 

Kamu juga tahu ayahmu sayang sama kamu. Kamu hanya sedang emosi. 

MARNI 

Terus aku harus bagaimana ? Apa usulmu ?

ANTO 

Kamu janji tidak akan pergi ?

MARNI 

Ya. Asal kamu tetap ke rumah seperti biasa.

ANTO 

Janji kembali masuk sekolah ? 

MARNI 

Ya. Janji. 

ANTO 

Oke. Aku punya usul untuk kamu. Ayo, kita bicara di tempat lain. 

( MEREKA PERGI ) 

LAMPU BERUBAH

ADEGAN DELAPAN

RUMAH MARJUKI. MALAM.

CEPI DATANG KE RUMAH MARJUKI UNTUK MENYAMPAIKAN PESAN MARNI.

MARJUKI 

Ya ampun, jadi Marni betul-betul mau pergi ke luar negeri ? Aku pikir cuma gertak. 

CEPI 

Rupanya begitu, om. Saya juga tidak menyangka Marni sungguh-sungguh.

MARJUKI 

Terus di mana Marni sekarang ? Kapan berangkatnya ?

CEPI 

Saya juga tidak tahu. Dia cuma bilang sekarang ada di tempat penampungan. Saya tanya bolak-balik di mana alamatnya, dia tetap tidak mau menjawab.

MARJUKI 

Tapi apa secepat itu prosesnya ? Diterima jadi TKI bukannya prosesnya panjang ?

CEPI 

Itu juga pernah saya tanya. Dia bilang, “ semua bisa diatur ” asal ada uang.

MARJUKI 

Dari mana Marni dapat uang ?

CEPI 

Ya  dari uang  gaji Marni yang dipotong tiap bulan nanti. “ Semua dibiayai sama agen ”, begitu Marni bilang. 

MARJUKI 

Apa nama agennya ? Di mana alamatnya ?

CEPI 

Marni tidak sebut-sebut om. Dia hanya minta tolong saya supaya mengambil beberapa baju yang ketinggalan.

MARJUKI 

Ya ampun, Marni .. Marni. Apa sebegitu besar marahmu sama ayah, sampai-sampai harus  pergi keluar negeri jadi TKI ? Tidak pamit lagi. Coba nak Cepi pikir, apa pantas ?

CEPI 

Kalau ditanya pantas atau tidak, jelas tidak pantas. Tapi kelihatannya, Marni memang sangat marah sama om. Tapi terus-terang, sebagai teman, saya tidak setuju Marni pergi. Marni sebentar lagi ujian dan tahun depan harus kuliah. Setelah lulus kuliah, terserah mau ke mana dan jadi apa. Jadi TKI ke luar negeri pun tidak masalah. Itu bukan hal yang jelek. Menyelesaikan kuliah, lebih aman buat masa depan Marni.

MARJUKI 

Ah, itu baru pikiran sehat. Terus, teruskan nak …

CEPI 

Maaf om, saya tidak bisa lama. Marni memerlukan baju yang saya ambil.

MARJUKI 

Kapan Marni mau ambil baju-baju itu ? Di mana kalian janjian ketemu ?

CEPI 

Maaf om, saya tidak boleh bilang. Itu pesan Marni. 

MARJUKI 

Tolonglah nak Cepi, sebutkan. Saya harus ketemu Marni sebelum dia pergi. Tolong, saya mohon sekali. Please …

CEPI 

Sekali lagi, maaf om. Saya tidak bisa melanggar janji.

MARJUKI 

Please …

CEPI 

Maaf ommm …. Saya tidak bisa( MENATAP MARJUKI BEBERAPA SAAT )

Tapi, kalau om bersedia kerjasama dengan saya, kita sebetulnya bisa membatalkan Marni pergi. Seperti saya bilang tadi, saya tidak setuju Marni pergi. 

MARJUKI 

Membatalkan Marni pergi ?Bagaimana caranya ? Jelas saya setuju.

CEPI 

Tapi jangan sampai dia tahu. Ini rahasia antara kita. Om Setuju ?

MARJUKI 

Setuju. Saya bisa pegang janji. Bagaimana caranya ?

CEPI 

Tunggu dulu. Saya mau tanya, tolong jawab dengan jujur Apa sebetulnya yang membuat Marni marah sama om ?

MARJUKI 

Saya melarang Marni pacaran sama Anto.

CEPI 

Kenapa ?

MARJUKI 

Saya tidak tahu persis. Saya merasa, si Anto sebetulnya anak baik. Jadi, saya tidak sungguh-sungguh melarang. Tapi Marni keburu protes keras.

Merasa tidak didengar omongannya, saya jadi tambah jengkel.

CEPI 

Saya lihat Marni begitu juga. Makin dilarang, makin menentang. Intinya sama ingin didengar suaranya. 

MARJUKI 

Begitu ?

CEPI  

Begitu.

MARJUKI 

Jadi bagaimana caranya supaya Marni tidak jadi pergi ?

CEPI 

Turuti saja kemauannya. Toh om sudah yakin Anto anak baik.

MARJUKI 

Nak Cepi bisa jamin 100% Marni batal pergi ?

CEPI 

Saya harus ketemu Marni dulu. 

MARJUKI 

Kalau begitu temui Marni, segera. Katakan, saya akan ijinkan Marni pacaran sama Anto. Sesudah itu, ajak mereka berdua ke sini supaya mendengar langsung dari  saya.

CEPI   

Om Marjuki bisa pegang janji ?

MARJUKI 

Bisa. Saya jamin !

CEPI 

Baik. Kalau begitu saya jamin 100% Marni batal pergi. Permisi dulu om, saya harus cari Marni dan Anto sekarang juga. Saya akan kabarkan berita gembira ini.

IRNA, AUDI, LALADAN BEBERAPA TEMAN MARNI YANG LAIN MENDADAK MUNCUL )

IRNA 

Tunggu Cepi !  Maaf om Marjuki, kami mendengar semua pembicaraan ini. Kami ikut gembira. Tapi itu tidak cukup. Harus ada jaminan tertulis bahwa om Marjuki akan menepati janji. 

CEPI 

Tidak Irna, aku percaya orang tua bijaksana ini. 

AUDI & LALA 

Perlu dong !

( ANTO MUNCUL )

ANTO 

Tidak, tidak perlu. Cepi betul. Saya juga percaya om Marjuki akan menepati janji. Ini kan bukan urusan jual beli tanah atau semacamnya. Tapi urusan anak dan orang tua. Jangan repot-repot. Janji secara lisan sudah cukup. 

IRNA 

Tapi …

MARJUKI 

Nak Anto betul, jangan repot-repot. Makin kita repot, makin lama Marni di penampungan TKI. Kasihan dia. Lebih baik kita cari Marni sekarang. Apa kalian ada yang tahu alamatnya ?

( MARNI MUNCUL DARI ARAH DALAM )

MARNI 

Marni sudah di sini ayah. Tidak usah dicari.

MARJUKI ( KAGET )

Marni ?  Ah, kemarilah kamu nak. Ayah sangat kuatir ada apa-apa dengan kamu.

MARNI 

Jangan kuatir ayah, Anto menjaga aku. Kalau bukan karena dia, aku pasti jadi TKI sungguhan. 

MARJUKI 

Syukur .. syukur kalau begitu. Terima kasih nak Anto.

ANTO 

Marni melebih-lebihkan om.

MARNI 

Anto meyakinkan aku begitu rupa, segalak apa pun, ayah tetap sayang aku. Dan rumah adalah tempat terbaik menyusun rencana dan cita-cita. 

MARJUKI 

Bagus. Kamu menemukan pemuda yang tepat anakku.

Dan kamu tidak tinggal di tempat penampungan bukan ? 

MARNI 

Tidak.

IRNA, AUDI & LALA 

Di rumah kami om. Kami bertiga. 

MARJUKI 

Jadi  siapa yang  mengatur nak Cepi datang ke mari dan main sandiwara di depan saya ?

ANTO 

Saya om. Sayalah komadan semua sandiwara malam ini. Sebagai komandan saya tidak akan lari. Saya siap diadili.

MARJUKI 

Bagus. Itu komandan yang baik. Anda siap saya tuntut di depan penghulu menikahi anak saya?

ANTO 

Sekarang ?

IRNA & YANG LAIN 

Huuuu  …

MARJUKI 

Nanti, setelah lulus kuliah dong.

ANTO 

Marni, siap jadi anggota Dharma Wanita ?

MARNI  ( MALU )

Idih, masa harus dibahas sekarang ? Sudah malem lagi. Kayaknya durasinya sudah lewat deh. Stage manager mana sih ? Stage manager !

YANG LAIN 

Stage manager !

CEPI 

Dia nggak tahu stage manager. Tahunya menejer panggung. Menejer panggung !

MENEJER PANGGUNG 

Ya, ya …

MARNI 

Durasinya sudah lewat belum ?

MENEJER PANGGUNG 

Sudah lewat dari tadi.

MARJUKI 

Bukannya ngingetin.

MENEJER PANGGUNG 

Habis situ ngomong melulu …

MARJUKI 

Ee, malah marah sama saya. Saya tokoh lho, tokoh ini !

MENEJER PANGGUNG 

Biar tokoh kalau ngaco dimarahin.  

ANTO ( TERTAWA ) ( BICARA PADA PENONTON )

Baiklah penonton sekalian, kelihatannya sudah waktunya bagi kita untuk berpisah. Lakon sudah tamat,  “ pesan sponsor ” mudah-mudahan tidak salah alamat. Dan marilah kita sama-sama beristirahat. 

PENUTUP

 

 

ANTOMENGGANDENG MARNIDAN MENYANYI BERSAMA )     

 

ANTO            ( MENYANYI )

                        CINTA ADALAH ANUGERAH ALAM

                        ANUGERAH SANG PENCIPTA

                        JANGAN COBA DIKEKANG

                        APALAGI DILARANG

MARNI          ( MENYANYI )

                        BIARKAN CINTA TUMBUH

                        MENGIKUTI ATURAN ALAM 

                        BIARKAN ANAK MERDEKA

MEMILIH JALAN

 

SEMUA         ( MENYANYI ) 

                        TUGAS ORANG TUA

                        HANYA PENGGEMBALA

                        PENUNJUK JALAN YANG BIJAKSANA

                        MEMAKSAKAN KEHENDAK

                        BUKAN SIKAP BIJAK

LAMPU PADAM PERLAHAN

 

LAKON SELESAI

Depok, Mei 2004

 

 

 

 

 

Teriimakasih banyak,

jika sebelum mementaskan naskah ini memberitahukan pada penulis.

Selamat berkarya

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post