welcome back, hari ini setelah berselang beberapa tahun gak buka blog akhirnya gw balik lagi. setelah menjadi orang bener sekarang. hahahaha kemungkinan. semoga aja ya guys.
postingan gw kali ini mengenai Literasi yang lagi digembor gemborkan sama pemerintah nih.
berat sih bahasannya tapi semoga bermanfaat buat yang lagi nyari referensi mengenai literasi. hehehe
1.
bu·da·ya n 1 pikiran; akal budi: hasil --; 2 adat istiadat: menyelidiki bahasa dan --; 3 sesuatu mengenai kebudayaan yg sudah berkembang
(beradab, maju): jiwa yg --; 4 cak sesuatu
yg sudah menjadi kebiasaan yg sudah sukar diubah;
2.
Membaca adalah perintah dari Allah yang pertama
kepada Nabi Muhammad saw. Salah satu media Literasi adalah Alquran dan hadits.
3.
Kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan
sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.
4.
Keterampilan membaca berperan penting dalam
kehidupan kita karena pengetahuan diperoleh melalui membaca. Oleh karena itu,
keterampilan ini harus dikuasai peserta didik dengan baik sejak dini.
5.
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang
berhasil mengurangi angka buta huruf. Data UNDP tahun 2014 mencatat bahwa
tingkat kemelekhurufan masyarakat Indonesia mencapai 92,8% untuk kelompok
dewasa, dan 98,8% untuk kategori remaja. Capaian ini sebenarnya menunjukkan
bahwa Indonesia telah melewati tahapan krisis literasi dalam pengertian
kemelekhurufan. Meskipun demikian, tantangan yang saat ini dihadapi adalah
rendahnya minat baca. Selain ketersediaan buku di seluruh Indonesia belum
memadai, pemerintah juga menghadapi rendahnya motivasi membaca di kalangan
peserta didik. Hal ini memprihatinkan karena di era teknologi informasi,
peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan membaca dalam pengertian
memahami teks secara analitis, kritis, dan reflektif.
6.
Masyarakat global dituntut untuk dapat mengadaptasi
kemajuan teknologi dan keterbaruan/kekinian. Deklarasi Praha (Unesco, 2003)
mencanangkan pentingnya literasi informasi (information literacy), yaitu
kemampuan untuk mencari, memahami, mengevaluasi secara kritis, dan mengelola
informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk pengembangan kehidupan
pribadi dan sosialnya. Teknologi menjadi media literasi paling global saat ini.
7.
Kegiatan literasi selama ini identik dengan
aktivitas membaca dan menulis. Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003
menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi
dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang
terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).
8.
GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan
kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa
pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15
menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang
disesuaikan dengan konteks atau target sekolah).
9.
Clay (2001) dan Ferguson
(www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan bahwa komponen literasi
informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan,
literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia,
literasi dini diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya.
Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a.
Literasi
Dini [Early Literacy (Clay, 2001)], yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami
bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman
peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi
perkembangan literasi dasar.
b.
Literasi
Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk
memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman
dan pengambilan kesimpulan pribadi.
c.
Literasi
Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang
memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan
pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika
sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
d.
Literasi
Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media
yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media
televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
e.
Literasi
Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang
mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software),
serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan
dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses
internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer
Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer,
menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan
dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini,
diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan
masyarakat.
f.
Literasi
Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media
dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar
dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam
bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks
multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak
manipulasi dan hiburan yang benarbenar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.